Tajuk  

Mengembalikan Jati Diri Gerakan Pramuka di Zaman Digitalisasi

Mengembalikan Jati Diri Gerakan Pramuka di Zaman Digitalisasi
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Salah satu keutuhan sikap harus dipatuhi anggota Gerakan Pramuka sebagaimana tertuang pada “Dasadarma”, yaitu;
1). Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2). Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3). Patriot yang sopan dan kesatria
4). Patuh dan suka bermusyawarah
5). Rela menolong dan tabah rajin,
6). Terampil dan gembira
7). Hemat, cermat dan bersahaja
8). Disiplin, berani dan setia
9). Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10). Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Di Indonesia terdapat satuan khusus yang dikategorikan sebagai Satuan Karya Pramuka. Satuan tersebut dibagi menjadi beberapa macam:

Saka Bhayangkara; bidang ketertiban dan keamanan
Saka Dirgantara; bidang kedirgantaraan
Saka Bahari; bidang kelautan
Saka Bakti Husada; bidang kesehatan
Saka Keluarga Berencana; bidang keluarga berencana
Saka Tarunabumi; bidang pertanian
Saka Wanabakti; bidang kehutanan
Saka Wira Kartika; bidang pendidikan bela negara
Saka Pariwisata; bidang pariwisata
Saka Widya Bakti; bidang pendidikan anak usia dini
Saka Kalpataru; bidang lingkungan hidup

Ketua Golkar Jatim Muhammad Sarmuji menyarankan Pramuka tidak diseret dalam ranah politik praktis. Apalagi pramuka itu dibiayai oleh anggaran negara.

Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya.

Sedangkan yang dimaksud “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Mengingat Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.

Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.

Gerakan Pramuka Kwarda Jatim wajib mengembalikan “Orang Muda yang Suka Berkarya” (Praja Muda Karana), dengan mengembalikan jati diri mereka sebagai anak bangsa dalam kepanduan modern di zaman digitalisasi. Sehingga menjadi tugas utama sekaligus prioritas Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim melakukan inovasi dan kreasi program ke depan.

Tentu saja dengan harapan tetap menjaga independensi anggota Gerakan Pramuka, dan menjadikan kader Pramuka menjadi kekuatan menjaga mengawal kebhinekaan dan kemajemukan dalam persatuan dengan modal budi pekerti luhur. Mengembalikan jati diri anggota Gerakan Pramuka di zaman digitalisasi dengan cerdas, cermat, cekatan, dan ceria dalam mengabdi untuk negeri. (*)