banner 728x90

Pendapatan Daerah P-APBD Jatim Turun Akibat Covid-19

Pendapatan Daerah P-APBD Jatim Turun Akibat Covid-19
Teks foto : Wakil Ketua DPRD Jatim, Anik Maslachah menandatangani nota KUA PPAS bersama Ketua DPR Jatim Kusnadi dan Wakil Ketua Anwar Sadad, disaksikan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Dardak.

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pandemi Covid-19 yang muncul pada awal tahun ini berpengaruh terhadap kekuatan APBD Jatim tahun anggaran 2020. Dimana dalam Perubahan APBD Jatim tahun 2020 mengalami penurunan atau kontraksi kisaran hingga 5 persen dari target awal.

Wakil ketua DPRD Jatim Hj Anik Maslachah menyatakan bahwa penurunan pendapatan daerah dalam P-APBD Jatim tahun anggaran 2020 yang terbanyak terjadi pada sektor pendapatan dari pajak kendaraan bermotor akibat kondisi perekonomian yang lesu. Sehingga orang beli kendaraan bermotor berkurang.

Kendati demikian Pemprov Jatim berupaya untuk tetap optimal dalam pendapatan pajak seperti melakukan relaksasi pembayaran, pemutihan, hingga diskon bagi wajib pajak kendaraan bermotor.

“Penurunan pendapat daerah ini tentunya akan berpengaruh pada belanja daerah. Namun fokusnya adalah pada recovery ekonomi dan recoveri kesehatan. Sebab dua hal itu menjadi skala prioritas yang menjadi turunan dari arahan pemerintah pusat,” jelas politisi asal PKB.

Ia mengakui sektor pendidikan dalam P-APBD Jatim kali ini tidak menjadi skala prioritas. Alasannya selama pandemi Covid-19, BPOPP juga mengalami penurunan tidak sesuai dengan yang direncanakan semula karena tidak ada kegiatan belajar mengajar tatap muka dan kegiatan fisik sehingga berpengaru terhadap anggaran belanja rutin.

“Memang ada take over dari belanja-belanja rutin tersebut, namun berdasarkan hitungan unit cost masih ada efesiensi sehingga ada pengurangan anggaran pendidikan tapi tidak terlalu signifikan, walaupuan dalam inpres soal refocusing anggaran sempat dikepras hingga separoh tapi nanti akan dikembalikan lagi melalui pembahasan P-APBD Jatim,” beber politisi asal Sidoarjo.

Senada, wakil ketua DPRD Jatim lainnya, Anwar Sadad mengaku sudah memprediksi pandemi covid-19 tidak terlalu besar berpengaruh terhadap pendapatan daerah yakni kisaran 10-15 persen.