Mas Mansyur atau lebih populer dengan sebutan KH Mas Mansyur ialah seorang pejuang muda pada masa penjajahan. Lulusan Universitas Al Azhar ini, selain aktif dalam organisasi Muhammadiyah, juga banyak menghasilkan tulisan-tulisan yang berbobot sebagai sarana dakwah dan perjuangan.
Bahkan pikiran-pikiran pembaharuan KH Mas Mansyur ketika itu sudah dipublikasikan
“Soeara Santri”. Majalah perjuangan yang diterbitkannya dan digemari masyarakat. Juga “Djinem” merupakan majalah kedua yang pernah diterbitkan oleh Mas Mansyur. Majalah ini terbit dua kali sebulan dengan menggunakan bahasa Jawa dengan huruf Arab.
Kedua majalah tersebut merupakan sarana untuk menuangkan pikiran-pikirannya dan mengajak para pemuda melatih mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisan. Melalui majalah itu Mas Mansyur mengajak kaum muslimin untuk meninggalkan kemusyrikan dan kekolotan. Mas Mansyur juga pernah menjadi redaktur penerbitan “Kawan Kita” di Surabaya.
Tulisan-tulisan Mas Mansyur pernah dimuat di Siaran dan Kentoengan di Surabaya; Penagandjoer dan Islam Bergerak di Jogjakarta; Pandji Islam dan Pedoman Masyarakat di Medan dan Adil di Solo. Di samping melalui majalah-majalah, Mas Mansyur juga menuliskan ide dan gagasannya dalam bentuk buku, antara lain yaitu Hadits Nabawijah; Sjarat Sjahnja Nikah; Risalah Tauhid dan Sjirik; dan Adab al-Bahts wa al-Munadlarah.
Kiai Haji Mas Mansyur (lahir di Surabaya, 25 Juni 1896 – meninggal di Surabaja, 25 April 1946 pada umur 49 tahun) adalah seorang tokoh Islam dan pahlawan nasional Indonesia. Jika Mas Mansyur masih hidup di masa kini, maka besok 25 Juni 2020 berusia 124 tahun. Dan sudah pasti akan menulis panjang lebar “Covid-19 dan Politik Hitam Putih”.
Sekedar mengingat perjuangan KH Mas Mansyur, bertepatan dengan kelahirannya, sekedar memotret sekolah Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Islam (madrasah), yang dirintis pada masa perjuangan tempo dulu. Berikut ini wawancara ringan WartaTransparansi.com dengan Muchammad Iqbal Qurusy, Wakil Ketua Yayasan KH. Mas Mansyur. (MIQ), Rabu 24 Juni 2020.
Asalamu’alikum mas Iqbal, apa kabar ?
Wassalamu’alikum warakhmatullohi wabarokatuh, alhamdulilah pak Djoko, kabar baik semoga bapak juga baik.
Mengapa tertarik mengurusi Yayasan KH Mas Mansyur ?
Wah ceritanya panjang, tetapi bahwa karena senang dunia pendidikan dan konsentrasi pada masalah sekolah, walaupun hanya TK dan SD, saya merasa senang dan gembira. Karena bisa membantu anak-anak sekolah dengan baik.
Bagaimana sesungguhnya potret Yayasan KH Mas Mansyur ?
Yayasan KH Mas Mansyur membawahi masjid Taqwa dan lembaga pendidikan TK sama SD Islam Mufidah, sekolah ini telah berdiri menurut data yang kami miliki sebagai pengurus yayasan bahwa dulu namanya “madrasah” (sekolah) sudah berdiri sejak tahun 1912, di daerah sekitar daerah Ampel tepatnya di Kalimas Udik 1 C no 1 Surabaya, tempat ini menjadi sejarah saksi perjuangan pendidikan dan dakwah KH.Mas Mansyur, bahkan bangunan lama peninggalan KH.Mas Mansyur yang terdiri atas 2 lantai, insyaAllah sampai sekarang masih asli sesuai dengan bangunan masa itu, model bangunan lantai 2 masih berupa papan kayu.
Setiap hari setelah shalat subuh untuk yang lantai 1, langsung bongkar pasang bangku-bangku sekolah untuk 3 ruang kelas sekolah dasar sampai sholat duhur murid berlangsung. Setelah sholat duhur, kemudian murid pulang, maka bangku-bangku ditata lagi untuk berfungsi sebagai Masjid dan digunakan sholat berjamaah sampai isyak.
Apakah bongkar pasang untuk masjid san sekokah dari jaman dulu ?
MIQ : Ya menurut cerita pengurus madrasah, dari dulu bongkar pasang ini rutin dilakukan setiap hari, mulai dari puluhan tahun lalu berjalan tanpa mengenal lelah. Ya inilah potret lembaga pendidikan yang dirintis pahlawan nasional KH Mas Mansyur.
Apakah bongkar pasang ini akan dipertahankan ?
Karena menghargai perjuangan KH Mas Mansyur, maka
siapa pun yang mengurus sekolah dan masjid ini, dengan sisa 3 kelas serta kantor guru di lantai 2 yang seminggu sekali juga bongkar pasang bangkunya, guna dipakai untuk sholat Jum’at. Ya dengan niat berjuang, mau tidak mau dijalankan.
Perkembangan sekolah bagaimana ?
SD Islam Mufidah ini memang hanya diperuntukan bagi masyarakat golongan bawah, ini sebagai ladang perjuangan pendidikan yang terus berjalan hingga sekarang, data saat ini jumlah murid TK dan SD hampir 300 anak, seluruh siswa cukup bayar uang sekolah Rp 50 ribu setiap bulan, itupun bagi yang mampu bayar, karena dari 300 siswa ada 50 anak yang kami gratiskan pembayarannya karena kondisinya yatim, san sebagian dengan ekonomi cukup memprihatinkan.
Apakah pendidikan masih jalan dengan baik ?
Alhamdulillah walaupun dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana, kami pengurus yayasan yang dibantu oleh 15 guru (TK dan SD) dan 1 staf masih bertahan menjalankan amanah dari pendirinya. Target kami sebagai pengurus yayasan, murid murid tersebut disamping telah mendapatkan paket pelajaran umum juga mendapatkan bekal pelajaran agama.
Apakah minat masyarakat masih tinggi ?
Alhamdulillah walaupun seperti ini kondisinya. Dari tahun ke tahun jumlah murid yang mendaftar masuk sekolah TK dan SD Islam Mufidah semakin bertambah. Sebab kami membebaskan uang pangkal, karena memang tidak mau membebani para wali murid yang rata-rata dari kalangan bawah. Bahkan beberapa tahun terakhir ini makin banyak murid yang masuk mendaftar terpaksa kami harus menolak karena ruangan kelas dan tenaga pengajar tidak mencukupi.
Kan kasihan sampai ditolak masuk sekolah ?
Ya memang sangat berat, satu sisi memang berat rasanya menolak murid yang akan masuk, apalagi mereka rata-rata dari kalangan bawah, tapi kapasitas daya tampung ruang kelas sudah melebihi. Jadi mau tidak ya menolak. Apalagi dengan ruangan itu standarnya 25 murid, tapi kami masih menampung sampai 40 murid.
Lho apa gak berdesakan ?
Ya pasti agak berdesakan. Tapi dengan situasi dan kondisi seperti itu, para guru tetap semangat mengajar, walaupun dengan jumlah murid yang jauh melebihi kapasitas. Itu karena jiwa para guru yang sudah ikhlas untuk mengabdi supaya dapat mengajar anak didik, dan memberi bekal untuk dapat menatap masa depan dengan persiapan yang mumpuni.
Apa tidak ada keluhan dari para guru ?
Kami pengurus sangat terima kasih kepada para guru, walaupun secara finansial honorer para pengajar sangat jauh dari kelayakan, para guru menganggap ini sebagai “jihad” bidang pendidikan. Alhamdulillah berkat kerjasama dan sinergi antara pengurus Yayasan KH.Mas Mansyur dengan para tenaga pendidik/ guru , seluruh problematika bisa diselesaikan dengan baik dan lancar, kami semua yakin bahwa Allah akan bersama hambanya untuk kebaikan, dan pasti ada jalan keluar terbaik.
Apa rencana pengurus ke depan ?
InsyaAllah dalam waktu dekat kami dari Yayasan KH. Mas Mansyur akan melakukan renovasi total gedung yang ada sekarang ini, karena umur bangunan sekolah dan masjid yang semakin tua dan mulai mengkhawatirkan. Apalagi mengingat kondisi bangunan lantai 2 masih menggunakan kayu, mohon doa restunya semoga semua berjalan baik dan sesuai rencana.
Apakah kualitas sekolah juga akan ditingkatkan ?
Sebagai Wakil Ketua Yayasan KH. Mas Mansyur yang membidangi teknis pelaksanaan sekolah TK dan SD Islam Mufidah serta hubungan antara yayasan dengan Dinas Pendidikan Surabaya, seperti saya sampaikan tadi semua akan ditingkatkan. Sekarang pun alhamdulillah pendidikannya ditingkatkan dan sudah cukup baik. (JT)