SURABAYA (WartaTransparansi.com) — Di saat masyarakat saat ini berperang menghadapi virus corona, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anik Maslachah justru mengingatkan tentang tingginya angka pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jatim.
Politikus PKB itu meminta pemerintah provinsi tidak lengah terhadap penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti tersebut.
Data Dinas Kesehatan Jawa Timur per 15 Juni 2020, angka DBD di Jatim sudah mencapai 5.104 orang.
Justru separuh dari jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Timur yang mencapai 9.528 kasus. “Kondisi demikian jangan sampai kita meremehkan,” kata Anik dalam rilisnya Senin (22/6/20).
Ia pun menyarankan Pemprov Jatim membagi peran, dan tidak mengabaikan penyakit demam berdarah. Untuk memudahkan menghentikan DBD, Anik juga menyarankan mengajak serta peran masyarakat memperhatikan lingkungan, juga menjaga pola hidup.
“Sebab, yang paling berperan dalam menurunkan epidemi adalah kekebalan tubuh. Ketika jumlah kasus infeksi baru lebih sedikit dibandingkan kasus sembuh, itulah kondisi efektif untuk menurunkan angka kasus infeksi DBD,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPW PKB Jatim itu menilai, upaya pengasapan tidak cukup untuk menghambat penyebaran jentik nyamuk. “Sebab, sifatnya hanya menghambat kurva epidemi, jadi sementara,” kata dia.
Karenanya, pihaknya meminta masyarakat juga harus dilibatkan untuk tetap menjaga pola hidup sehat.
Pengertian harus masif diberikan terkait pentingnya upaya pencegahan. Mulai dari menguras dan membersihkan tempat penampungan air (bak mandi, vas bunga, kolam, genangan air), menutup rapat penampungan air seperti gentong air. Bila perlu, ember diletakkan dalam posisi terbalik.
Mengubur barang bekas serta menabur bubuk abate pada tempat penampungan air. Tidak kalah penting, membuka jendela dan pintu agar sirkulasi udara bisa berjalan baik.
“Pengendalian nyamuk tak cukup hanya dengan membunuh nyamuk dewasa. Perlu juga antisipasi terhadap larva serta jentik nyamuk. Oleh karena itu, dilakukan bersama,” tandasnya.
Data Dinas Kesehatan Jawa Timur per 15 Juni 2020 sepuluh daerah tertinggi adalah Malang dengan 1021 orang terjangkit DBD.
Diikuti Pacitan 447 orang, Jember 300 orang, Trenggalek 289 orang, Kediri 206 orang, dan Ngawi 203 orang. Kemudian Bondowoso 192 orang, Tulungagung 185 orang, Blitar 176 orang, dan Magetan 168 orang.
Sementara angka kematian pasien DBD tercatat mencapai 51 orang. Paling banyak ada di Pacitan dengan tujuh orang. Kemudian Kediri lima orang, Malang dan Banyuwangi masing-masing tiga orang. (sr)