Senin, 7 Oktober 2024
33.2 C
Surabaya
More
    OpiniPSSI Seperti Kehilangan Roh

    PSSI Seperti Kehilangan Roh

    Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)

    Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sejak menghentikan Kompetisi Liga 1 dan Kompetisi Liga 2 (ketika baru resmi dibuka di Balikpapan), seperti kehilangan roh dalam memenej sepakbola di tanah air. Data dan pekembangan klub-klub Liga 1 dan Liga 2, tidak pernah secara profesional disampaikan kepada publik sebagai pertanggungjawaban masalah pembinaan dan pemberdayaan pemain, setelah resmi menjadi bagian dari menejemen PSSI karena mengikuti kompetisi.

    Kabar paling ramai di media ialah perseteruan dengan pelatih timnas asal Korea Selatan Indonesia, Shin Tae-yong, PSSI banyak melakukan blunder dengan tidak melaporkan perkembangan timnas maupun sang pelatih itu sendiri, sejak pandemi Covid-19. Malahan muncul pemberitaan kurang menguntungkan bagi sepakbola Indonesia.

    Bahkan, Timnas dan Shin Tae-Yong, makin bias.  Kabar kurang sedap muncul ke pemukaan ketika hampir seluruh jajaran PT. Liga Indonesia Baru mundur, dalam tempo singkat dapat diselesaikan dan sudah memastikan nakhoda baru PT LIB.

    Tapi sebagai organisasi olahraga paling merakyat dan paling dikenal melebihi kementerian, justru PSSI belum mampu memberikan informasi tentang sepakbola lebih produktif dan memberi harapan kepada rakyat Indonesia.

    PSSI seperti kehilangan roh. Tidak memahami, tidak mengerti, bahkan belum mampu menyerap aspirasi dari berbagai unsur paling berkepentingan dalam urusan sepakbola.

    Baca juga :  TNI Mengawal Pancasila dan Keutuhan NKRI

    Pertama, soal timnas PSSI hanya menyampaikan kepada publik jadwal penyelenggraaan beberapa event internasional, itupun dari pengurus PSSI, Plt Sekjen Yunus Yusi kadang dari Ketum Mohammad Iriawan, bukan soal perkembangan timnas dan bagimana situasi dan kondisi sekarang.

    Tentu saja perencanaan penyampaian informasi yang profesional. Bagimana perkembangan pemain dengan pelatih, dan masih cukup banyak bahan informasi sekaligus memberi harapan kepada warga, apalagi hidup pada masa pandemi Covid-19.

    Kedua, soal Kompetisi Liga 1 dan Liga 2, dalam kondisi masa pandemi Covid-19 belum memberikan kepastian secara menyeluruh di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini, PSSI hanya mengabarkan bahwa kompetisi akan dilanjutkan. Dan inilah nampak sekali menejemen kurang profesional.

    Semestinya sejak memutuskan kompetisi dilanjutkan harus sudah berpikir ke depan dengan berbagai kebijakan dan Informasi kepada masyarakat luas.

    Dalam hal melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2; paling tidak PSSI meminta data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 provinsi, kabupaten/kota mana saja sesuai dengan perkembangan penyebaran virus Corona masuk zona hijau, zona kuning, zona merah. Disertai peta wilayah dengan domisili klub maupun stadionnya.

    Dengan mengetahui informasi itu, maka PSSI mengetahui apakah kompetisi dapat diputar atau diselenggarakan normal dengan sistem home and away, atau tidak mengingat belum semua wilayah dapat menggelar event walaupun tanpa penonton.

    Baca juga :  TNI Mengawal Pancasila dan Keutuhan NKRI

    Inilah saya katakan PSSI seperti kehilangan roh, pada saat mengelola dalam situasi dan kondisi darurat, belum mampu berpikir lebih profesional dan proporsional. Sehingga informasi ke masyarakat jelas. Bukan menyampaikan informasi baru sebatas kulit-kulitnya saja.

    Permasalahan ini, bulan masalah sepele, tetapi membutuhkan kepastian hukum baik terhadap klub maupun sponsor, serta kepada semua mitra kerja bahwa PSSI sebagai “Bapak sepakbola di negeri ini” sudah memberikan informasi sangat komplit untuk pijakan mengambil kebijakan.

    Ketiga, masalah timnas dengan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Paling tidak PSSI supaya dianggap federasi ini ada dan bergerak terus mengikuti perkembangan isu maupun situasi dan kondisi timnas. Sekurang-kurangnya menyampaikan kondisi pemain timnas di semua level, apakah selama dirumahkan kondisi pemain sudah terjaga dengan dipantau minimal kesehatan, gizi, dan cara menjaga kondisi dan skill.

    Selain itu, sejak mana perkembangan pelatih Shin Tae-yong dengan menejemen timnas di semua level, apakah sama-sama diam atau ada program kelanjutan latihan dengan menitikberatkan selama latihan di rumah atau sekitar rumah apakah ada modul khusus atau pesan-pesan khusus untuk diberikan.

    Apakah dokter timnas bekerja sama dengan dokter di sekitar rumah pemain rutin melakukan chek terhadap pemain timnas. Dan tidak kalah bahwa media Korea Selatan sudah memberitakan bahwa Shin Tae-yong merasa ada masalah dengan PSSI. Beberapa masalah sangat penting inilah, nampak sekali bahwa PSSI seperti kehilangan roh. Ada jasad PSSI tetapi belum memberikan kabar menggembirakan secara profesional.

    Baca juga :  TNI Mengawal Pancasila dan Keutuhan NKRI

    Adalagi, tiba-tiba organisai sebesar PSSI, belum mampu memberikan jawaban mengenai situasi dan kondisi timnas, apalagi kepastian soal Shin Tae-yong menunjukkan Satuan Tugas (Satgas) timnas, dan mudah-mudahan bukan karena masa pendemi Covid-19, banyak membentuk Satgas, maka PSSI ikut-ikutan membentuk Satgas.

    Tetapi membentuk Satgas karena mampu menutupi banyak kekurangan PSSI akhir-akhir ini, sehingga seperti kehilangan roh.

    Artinya, PSSI dengan berbagai permasalahan ; mengenai PT LIB dan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 (masih mengambang dalam kelanjutan kompetisi), timnas di semua level ( belum ada informasi meyakinkan dan rekam jejak sejauh mana persiapan selama ini ), hubungan dengan pelatih Shin Tae-yong dan dikontrak untuk capaian target apa saja ( belum ada kejelasan dan itulah yang menjadi perseteruan akhir-akhir ini), maka situasi dan kondisi ini, justru PSSI lah dalam keadaan darurat nasional.

    Belum lagi persiapan Piala Dunia U-20 tahun 2021, di atas kertas jika jadwal sesuai tinggal 10 bulan lagi? Kita tunggu dari daftar permasalahan di PSSI di atas, apakah mampu segera diselesaikan dengan profesional dan proporsional atau dibiarkan saja. (JT)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan