Opini  

Alhamdulillah Jakarta Sudah “Normal Baru”

Alhamdulillah Jakarta Sudah “Normal Baru”
H. DjokoTetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)

Alhamdulillah…, Jakarta sudah normal”, itulah kata paling bermakna sebagai rasa syukur kehadirat ILAHI ROBBI ketika Ahad (8/6/2020) pukul 18:00 masuk Jakarta di kilometer 0 (sebelah barat dari bandara Halim Perdana Kusumah), tentu saja perjalanan dengan darat dari Surabaya selama 10 jam dengan berhenti sejenak makan siang dan sholat, sudah mampu mengimbangi kepenatan sendi-sendi beberapa bagian tubuh. Maklum sudah tidak mudah lagi.

Alhamdulillah sepanjang perjalanan dengan tetap mengeterapkan protokol kesehatan, bahkan sebelum berangkat karena secara kebetulan ada teman membawa peralatan rapid test, maka kami melakukan test itu, dan alhamdulillah hasilnya non-reaktif (artinya sehat wal afiat) dan semoga selamanya sebagai modal ibadah. Aamiin ya robbal aalamiin.

Alhamdulillah selama perjalanan dengan melewati jalan tol jika dihitung atau diukur dari pintu “keluar-masuk” tol Sidoarjo menempuh jarak 775 km, lancar dengan kecepatan sedang. Bahkan suasana check point di perbatasan Jatim-Jateng dan Perbatasan Jateng-Jabar, juga ketika masuk Jakarta di kilometer 43 semua dilakukan dengan “Kenormalan baru”, kami juga melakukan kehidupan Kenormalan baru, pakai masker, membawa semprotan menjaga kesehatan dan kebersihan, semprotan mematikan virus (jika itu virus) atau ikhtiyar lain. MasyaAllah Sesunggunya semua itu memang sudah disunnahkan dalam ajaran agama Islam. Bahkan sepanjang perjalanan selalu saling mengingatkan untuk membaca do’a dan membaca sholawat.

Alhamdulillah lepas dari kekurangan dengan kualitas jalan tol masih banyak kurang normal, masih banyak kontruksi antara jembatan satu dengan jembatan yang lain tidak sama. Bahkan tiba-tiba mobil seperti melayang karena harus melewati jalan agak tinggi. Tapi semua sepakat dan berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena sudah mampu menyambungkan tol hampir seluruh lintas Jawa (sebagian belum selesai karena dari a Probolinggo ke Jember/Situbondo sampai Bamyuwangi belum tersambung).

Alhamdulillah merasakan perjalanan selama 10 jam, kemudian melihat suasana begitu tenang dan sedikit agak hati-hati, memang sangat nikmat dan semua itu memang kehendak dari Allah SWT, mengubah pola kehidupan manusia dari kehidupan serba mewah, berlebih-lebihan dan kadang sewenang-wenang karena merasa mampu menuju kehidupan “kenormalan baru” dengan menjaga disiplin dan menjalankan protokol kesehatan. Sungguh suatu keajaiban baru. “Ya Alloh…, terima kasih sudah membuat kami manusia berubah dan banyak bersyukur karena sentuhan sedikit wabah atau apa namanya Corona itu. Ketika sehat dan mampu menjalankan kehidupan Kenormalan baru dengan penuh kepatuhan”.