Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Barangkali sudah terlalu lama mengikuti anjuran Majelis Ulama Indonesia (MUI), harus melawan virus Corona dengan meninggalkan kewajiban sholat Jum’at, dan si Fulan begitu malu sama perintah Allah SWT sampai mimpi sholat Jum’at sambil meneteskan air mata.
Barangkali sudah terlalu lama mengikuti anjuran Presiden bersama-sama melawan virus Corona dengan sholat, ibadah, bekerja serta seluruh aktifitas dari rumah, maka dengan lapang dada meninggalkan kewajiban sholat Jum’at, karena sholat Jum’at tidak mungkin sendirian di rumah, si Fulan mungkin begitu kangen sampai mimpi sholat Jum’at sambil meneteskan air.
Barangkali sudah terlalu lama mengikuti anjuran Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, bersama-sama melawan virus Corona, dengan jaga jarak, tidak kumpul-kumpul apalagi beribadah, (kecuali ke pasar dan ke mall masih boleh lah), maka apa boleh buat rela meninggal kewajiban sholat Jum’at, dan si Fulan mungkin karena selalu ragu-ragu apakah benar atau kurang benar, tanpa terasa mimpi sholat Jum’at sambil meneteskan air mata.
Barangkali sudah terlalu lama mengikuti anjuran pak Polisi, menutup kegiatan peribadatan di masjid-masjid, apalagi dengan mengumpulkan jamaah cukup banyak, seperti sholat Jum’at minimal 40 jamaah, dan mungkin dari lubuk hati kurang berkenan bahkan kadang melawan, tetapi tetap saja tidak bisa menang, tanpa terasa mimpi sholat Jum’at sambil meneteskan air mata.
Barangkali sudah terlalu lama mengikuti anjuran takmir masjid, melarang sholat fardu berjamaah juga sholat Jum’at yang selalu ada dua khotbah, si Fulan merasa ada yang hilang, ada tradisi dan kebiasaan yang sudah terlupakan, si Fulan tanpa terasa mimpi sholat Jum’at sambil meneteskan air mata.
Barangkali sudah terlalu lama mengikuti anjuran dari pak Lurah dan pak Camat juga pejabat serta aparat, maka dengan ikhlas meninggalkan sholat Jum’at walau awal-awalnya sempat berdebat akhir-akhirnya sudah memberi hormat, si Fulan tanpa teratas mimpi sholat Jum’at sambil meneteskan air mata.