Itulah sesungguhnya simbol dan replika surga menebarkan sebagian nikmat dan wujud, walau hanya sementara atau bahkan sekejab saja.
Hari ini dan hari-hari kapan Corona akan berakhir, itulah sesunggunya waktu mustajabah karena Allah SWT mengirimkan surga ke rumah. Itulah hakikinya Allah SWT mengirim surga tanpa melalui kitab suci, tanpa memilih dari golongan kaya, golongan miskin, atau dari golongan zuhud atau golongan cinta dunia, bahkan dari golongan ulama, kiai, ustad atau golongan orang awam.
Dan ketika rumah sudah menjadi surga, maka semua kembali kepada para penguni rumah itu? apakah akan memilih dan memilah semua aktifitas menjadi bernilai seperti dalam surga. Itulah kenikmatan tiada ternilai dengan harga berapa saja. Atau hanya membiarkan tanpa makna apa-apa, atau justru membuat rumah berparas dan bersolek cantik saja, tetapi tetap seperti hari-hari biasa, tetap menjadi rumah tanpa cahaya surga.
Ketika Allah SWT mengirim surga, itulah hakiki kehidupan di dunia sejak nabi Adam dan ibu Hawa, diciptakan dari tanah tembikar, karena memang berasal dari surga. Kemudian Allah SWT mentakdirkan beranak pinak, berkembang menjadi umat manusia se dunia, dengan takdir agama juga takdir kehidupan berbeda-beda.
Tetapi setiap insan manusia, baik yang beragama Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik, dan kepercayaan lain serta mayoritas manusia salalu memanjatkan do’a kebaikan di dunia dan masuk surga di akhirat kelak.
Islam juga mengajarkan doa sapu jagat, sebagaimana Rasulullah SAW, mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Doa ini juga mengandung banyak keutamaan karena sangat luas cakupan permohonan dan bernada kebaikan.
Sehingga rangkaian do’a panjang di Masjidil Haram Makkah Muahharomah dan di Masjid Nabi Madinah Al-Munawarah sabagai masjid nabi Muhammad, atau di masjid, mushola, langgar di pelosok desa dan kampung selalu menyertakan do’a sapu Jagad.
Sebagaimana diriwayatkan dari Anas, ia berkata, ‘Kebanyakan doa yang dibaca Rasulullah SAW adalah, “Allāhumma, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzābanl nār,” (Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka) ((HR Bukhari dan Muslim))
Allah SWT sudah mengirim surga ke rumah, apakah semua umat manusia mampu mewujudkan sebagaimana harapan keturunan nabi Adam dan kenikmatan umat Nabi Muhammad SAW sebagai rasul dan nabi paling akhir, juga nabi akhir jaman.
Bahwa salah satu cita-cita hidup tertinggi menjadikan hidup barokah dan manfaat, mendapat ridho, manfaat, dan hidayah, serta menjadikan rumah seperti surga. “Rumahku adalah surgaku”. (Djoko Tetuko)