Tantangan Ketua DPD Golkar Jatim yang Baru pada Era Berubah

Tantangan Ketua DPD Golkar Jatim yang Baru pada Era Berubah
Dekan FISP Universitas Trunojoyo Dr. Surokim Abdussalam

SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Terpilihnya Ali Mufthi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur dalam Musda Xl Jumat (10/5/2025) malam disambut baik  hangat oleh masyarakat Jawa Timur.

Merespon terpilihnya Ali Mufthi menggantikan Muhammad Sarmuji, Dr. Surokim Abdussalam, pengamat sosial dan Dekan FISIP Unijoyo (Universitas Trunojoyo) Madura mengatakan bahwa tantangan ke depan jelas kian berat dan kompleks.

Tidak ada jalan lain kecuali menguatkan data sebagai basis best practices dan future practices. Respons, daya tanggap agar bisa terus adaptif, menumbuhkan, mengasah dan menguatkan kemampuan best practices dan future practices untuk organisasi politik agar bisa kompetitif, Kata Surokim Abdussalam kepada Wartatransparansi.com,” di Surabaya, Minggu (11/5/2025)

Dia menjelaskan bahwa politik kini dan kedepan kian cair dan kompleks, eranya sudah berubah dan perubahan itu bisa berlangsung cepat, tidak jelas dan tidak selalu mudah diprediksi.

Peneliti senior pada Surabaya Surve Center (SSC) ini berharap  Golkar Jawa Timur harus terus fokus pada tugas karya kekaryaan dalam lingkungan yang berubah agar bisa membersamai konstituen dan anggota sepanjang waktu,  melindungi dan membangun akses politik yang sesuai kebutuhan zaman, mendorong kesejahteraan dan keadilan sosial.

Seorang ketua Golkar Jawa Timur hendaknya mempertimbangkan beberapa hal ini. Selain harus peka dan mengutamakan sikap teladan karena warga Jawa Timur ini sudah relatif melek politik. Investasi politik ke depan dengan memberi perhatian kepada kebutuhan para genz, khususnya gen baru politik.

Genz Z harus menjadi perhatian khusus karena mereka pada Pemilu 2029 akan menggunakan hak politiknya. Bahkan jumlahnya bakal mendominasi. Ini harus serius.

Sebagaimana diketahui, dalam Musda yang berakhir Jumat malam Ali Mufthi anggota Komisi V DPR RI, terpilih secara aklamasi. Menjadi calon tunggal dengan membawa 41 dukungan dari 44 suara di Musda. Tiga suara yang tidak digunakan adalah suara DPP, DPD provinsi dan Watimbang, pungkas Surokim Abdussalam. (*)

Penulis: Amin Istighfarin