Opini  

Menembus Langit, Memulangkan Corona

Menembus Langit, Memulangkan Corona
Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko

PERTAMA dalam sejarah istighotsah sejak di populerkan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketika PWNU Jatim dan Ponpes Lirboyo Kediri bersinergi dengan Pemprov Jatim menggelar “Istighotsah Kubro Online”, pada malam Nisfu Sya’ban, Rabu (8 April 2020), dari tiga tempat di Gedung Negara Grahadi, kantor Nahdlatul Ulama Jatim, dan Ponpes Lirboyo Kediri, bersama pemirsa televisi seluruh Jatim dan pendengar RRI seluruh Indonesia.

Malam itu semua menyatu bersama melantunan kalimat thoyibah dan do’a darI lisan dan Qolbu, menembus langit dan langit tertinggi.

Kiai sepuh secara bergantian memanjatkan do’a, memohon kemakmuran dunia akherat dengan menembus langit dan langit tertinggi…, dari depan televisi, aplikasi streaming, dan mendengarkan dari radio milik pemerintah Republik Indonesia, mengikuti dzikir dan komat kamit memanjatkan do’a yang sama, sama-sama ingin menembus langit dan langit tertinggi.

Beragam permohonan sampai di langit dan langit tertinggi, yang tiba-tiba menganggur dan sudah tidak mampu membeli beras dan makanan pokok, memohon Corona segera pulang dan semua aktifitas sosial dan ekonomi segera pulih, normal dan bisa bersalaman, berjualan, juga bisa membeli sekedar beras.

Beragam permohonan sampai di langit dan langit tertinggi, para pakar dan ahli meminta menjadi analisis paling hebat dan mampu memberi komentar tentang Corona jauh lebih hebat dari tim kesehatan dan dokter ahli, bahkan memberi komentar soal pembatasan sosial berskala besar, lebih cermat dari petugas di lapangan.

Beragam permohonan sampai di langit dan langit tertinggi, kiai dan ustad bersama para santri memohon supaya Jawa Timur segera ditinggalkan Corona. Supaya kehidupan kembali normal seperti sediakala.