Opini  

Tamasya Corona

Tamasya Corona
Djoko Tetuko

Belum pernah menemukan jaman seperti wabah Corona 2020, ketika virus antik ini bertamasya keliling dunia

Semua televisi tidak live sepak bola dunia, Eropa, Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, Belanda, Saudi Arabia, dan negara negara dengan kegilaan sepak bola sudah tidak pernah mau dihina. Apalagi liga 1 dan 2 di Indonesia.

Semua televisi sudah tidak lagi menyiarkan secara langsung pertandingan bulutangkis, tenis lapangan dengan kemolekan dan eksotik pemain mengayuh raket, tidak ada lagi basket NBA dengan aksi-aksi aduhai

Semua televisi tidak menyiarkan adu jotos tinju dunia, perhelatan pertandingan akbar dunia, juga siaran-siaran maha dahsyat

Semua televisi berubah menjadi satu nama “Corona” atau Covid 19, jika ada berita ya musibah atau kriminal terkait Corona atau juga seluruh pemerintahan dan negara di dunia berubah karena Corona

Semua diberhentikan oleh Corona tanpa surat perintah atau stempel, dan tiba- tiba semua mengikuti protokol Corona dan semua harus menjadikan diam di rumah atau menjadi penghuni surga bagi menganut “rumahku adalah surgaku”.

Tamasya Corona tanpa pernah membayar uang tiket keliling dunia, juga uang tiket kunjungan ke seluruh lokasi wisata, Corona hanya sekedar menyapa tanpa mau memberikan ancaman atau tekanan, apalagi menberikan harga suap menyuap untuk urusan ini Corona.

Tamasya Corona menguji manusia, apakah masih manusia atau sudah berubah ‘ menjadi Dewa, bahkan Dewa di atas Dewa.

Corona sebuah cerita di abad ini, ketika semua dunia menjadi Dewa. Ketika manusia lupa bahwa sesungguhnya hanya manusia biasa, bukan siapa-siapa, apalagi Dewa.

Ya Alloh …, Ya ROBBI…, Astaghfirullah …

Tamasya Corona
Djoko Tetuko