“Kalau suasana Jawa Timur tidak aman dan kondusif maka akan merugikan seluruh pihak. Aktivitas ekonomi, pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan lain sebagainya juga ikut tersendat. Kalau seperti itu dapat menghambat kemajuan Jawa Timur . Ini yang harus kita pahami bersama,” ujarnya.
Khofifah mengatakan, Jawa Timur yang kini berusia 74 tahun harus menjadi contoh bagi daerah lain bagaimana cara merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Jawa Timur, tambah Khofifah, juga harus menjadi contoh bagaimana modernisasi dan pembangunan berjalan serasi dengan akar kebudayaan masyarakat Jawa Timur yang penuh gotong royong, toleran, santun, dan agamis.
Dalam upacara peringatan HUT Provinsi Jawa Timur ke-74 yang digelar di Gedung Negara Grahadi, hadir Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pimpinan Forkopimda, Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jawa Timur, Pangkoarmada II, Kepala Perwakilan Negara Sahabat, Bupati/Walikota se-Jawa Timur, dan sejumlah tokoh agama, masyarakat, rektor, dan pimpinan parpol.
HUT Provinsi Jawa Timur ke-74 tahun ini mengambil tema “Semangat Nawa Bhakti Satya, Untuk Jawa Timur Maju dan Sejahtera”. Perayaan Hari Jadi ke-74 Provinsi Jawa Timur juga akan dimeriahkan melalui pesta dan hiburan rakyat yang akan diselenggarakan pada tanggal 13 Oktober di halaman Gedung Negara Grahadi di sepanjang Jalan Gubernur Suryo. Akan ada panggung hiburan, musisi ibu kota hingga sajian 20 ribu makanan yang bisa didapatkan secara gratis. (min)