Lapsus  

Makanan Halal di Wina Lebih Bervariasi

Laporan Transparansi Djoko Tetuko dari Eropa (21)

Makanan Halal di Wina  Lebih Bervariasi
Foto :Suasana makan bersama si restaurant dengan menu halal. (Wartatransparansi.com/Djoko Tetuko)

Demikian juga, setelah keliling kota dan jalan di tempat tempat agak pinggir atau keluar kota, juga bisa makan makanan Turki. “Apalagi dapat menu pizza khas Turki dan kambing oven, sehingga serasa makan di Surabaya atau Jakarta. Semua ini harus kita syukuri,” tandasnya.

Yopie Mahri dan Salim yang sudah beberapa kali bepergian bersama dalam urusan berbeda-beda, misalnya Yopie untuk keperluan melihat perkembangan dunia Cicin berlian dengan berbagai mode yang banyak ditemukan di Wina.

Demikian juga Salim alias Ying, yang menekuni dunia kontruksi, mengaku banyak belajar dari perjalanan ini, walaupun tidak sempurna tetapi lebih baik dibanding perjalanan sebelumnya. “Ya tinggal memperbaiki dengan membuat jadwal, supaya lebih tertib dan bisa lebih tepat waktu, efektif dan efesien,” kata Salim. “Kalau soal pekerjaan yang lebih fokus melihat perkembangan di sini seperti apa,” tandasnya.

Bagi Riyadh doktoral lulusan Univeraitas Utara Malaysia yang lebih fokus melakukan kajian hukum media, juga banyak mendapat pengalaman soal perkembangan media, baik media pers maupun media nonpers.

Faktor makanan memang menjadi masalah utama, setelah menentukan tempat sholat dan sholat masuk waktu yang ditentukan. Dan alhamdulillah apartemen yang disewa selalu menjadi tempat sholat yang aman dan nyaman. Sebab sholat di luar atau di perjalanan hanya bisa di tempat terbatas, seperti taman atau tempat yang masih memungkinkan digunakan untuk menjalankan ibadah sholat. Dan alhamdulilah selama perjalanan terjaga dengan baik dan insyaAllah mendapat ridlo dari Allah SWT (jt)