Jumat, 29 Maret 2024
26 C
Surabaya
More
    LapsusMakanan Halal di Wina Lebih Bervariasi
    Laporan Transparansi Djoko Tetuko dari Eropa (21)

    Makanan Halal di Wina Lebih Bervariasi

    WINA, AUSTRIA – Bagi umat Islam perjalanan ke negara Eropa, terutama di belahan timur seperti ke Praha Cekoslavia, Budapest Hungaria, dan Wina (Vienna) Austria, masalah menu makanan halal memang harus berhati-hati, dan mampu mencari alternatif dari kebiasaan di Indonesia.

    Alhamdulillah selama di Wina mendapatkan tempat sangat terjaga, bahkan dijamin halal, karena pada saat makan siang di restaurant Persia, dan malamnya di restaurant Turki. “Alhamdulillah Allah SWT memberi kemudahan, soal makanan yang halal selama di Austria, bahkan lebih banyak variasinya, sehingga selalu mendapatkan nasi yang tidak jauh berbeda dengan situasi san kondisi di Indonesia, terutama di Surabaya,” kata Ahmad Riyadh UB Ph.D penanggung jawab perjalanan.
    Senin (6/10/2019)

    Riyadh mengatakan bahwa sesuai rencana, karena pulang lewat Munich salah satu kota di Negara Republik Jerman, sehingga setelah mengunjungi beberapa tempat di Austria langsung bergeser ke Munich Jerman. Dan selama di Munich hanya untuk persiapan pulang kembali ke Indonesia dengan transit Istambul Turki.
    “Yang pasti, kalau merasa kurang dalam perjalanan ini pasti akan kurang terus, tetapi kita syukuri bahwa selama beberapa hari sudah bisa mengunjungi secara aktif dan langsung ke destinasi wisata di Berlin, Praha, Budapest dan Wina, ini harus kita syukuri,” tandas Riyadh.

    Apalagi selama dalam perjalanan soal makanan halal, Allah SWT memberi kemudahan, sehingga tidak sampai menggangu pola makan dan aktifitas sehari-hari untuk bepergian keliling lokasi wisata.

    “Di Austria lebih bervariasi dan makanannya cocok dengan lidah kita, seperti di restaurant makanan Persia bisa memesan nasi biryani dan sosis dari sapi dan kambing, sehingga bisa menikmati dengan nikmat sekali,” tuturnya.

    Demikian juga, setelah keliling kota dan jalan di tempat tempat agak pinggir atau keluar kota, juga bisa makan makanan Turki. “Apalagi dapat menu pizza khas Turki dan kambing oven, sehingga serasa makan di Surabaya atau Jakarta. Semua ini harus kita syukuri,” tandasnya.

    Yopie Mahri dan Salim yang sudah beberapa kali bepergian bersama dalam urusan berbeda-beda, misalnya Yopie untuk keperluan melihat perkembangan dunia Cicin berlian dengan berbagai mode yang banyak ditemukan di Wina.

    Demikian juga Salim alias Ying, yang menekuni dunia kontruksi, mengaku banyak belajar dari perjalanan ini, walaupun tidak sempurna tetapi lebih baik dibanding perjalanan sebelumnya. “Ya tinggal memperbaiki dengan membuat jadwal, supaya lebih tertib dan bisa lebih tepat waktu, efektif dan efesien,” kata Salim. “Kalau soal pekerjaan yang lebih fokus melihat perkembangan di sini seperti apa,” tandasnya.

    Bagi Riyadh doktoral lulusan Univeraitas Utara Malaysia yang lebih fokus melakukan kajian hukum media, juga banyak mendapat pengalaman soal perkembangan media, baik media pers maupun media nonpers.

    Faktor makanan memang menjadi masalah utama, setelah menentukan tempat sholat dan sholat masuk waktu yang ditentukan. Dan alhamdulillah apartemen yang disewa selalu menjadi tempat sholat yang aman dan nyaman. Sebab sholat di luar atau di perjalanan hanya bisa di tempat terbatas, seperti taman atau tempat yang masih memungkinkan digunakan untuk menjalankan ibadah sholat. Dan alhamdulilah selama perjalanan terjaga dengan baik dan insyaAllah mendapat ridlo dari Allah SWT (jt)

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan