Dalam kesempatan itu Jokowi juga menegaskan, cita-cita kita untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia harus didukung angkatan perang yang kuat. Oleh karena itu belanja pertahanan diarahkan menjadi investasi pertahanan. “Pemanfaatan teknologi tinggi ke depan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” ucapnya seraya menambahkan, rencana strategis kekuatan pokok minimum, minimum essential forces, tahap ketiga periode 2019-2024 segera difinalkan.
Demikian pula rencana jangka panjang hingga 100 tahun Indonesia merdeka. Menurutnya, di era yang penuh dengan kemajuan teknologi alutsista yang digunakan TNI harus semakin maju dan SDM TNI juga harus semakin tangguh, semakin adaptif dan berjiwa sapta marga.
Dalam kaitan ini sebagai panglima tertinggi TNI, Jokowi memerintahkan agar pertama prajurit TNI masa depan harus memiliki kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi baru serta menjunjung tinggi kemandirian strategis alutsista produk dalam negeri.
Yang kedua, lanjutnya, prajurit TNI tidak boleh lagi terjebak dalam ego matra. TNI harus mampu bersinergi dengan Kementerian dan Lembaga seperti Polri, BNPT, BNPB dan Bakamla. Ketiga. prajurit TNI wajib menjaga kemanunggalan TNI bersama rakyat melalui Operasi Bhakti dan program tentara manunggal membangun desa.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Kalla, Presiden ke- 5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Hamzah Has, Boediono, istri Presiden ke-4 RI Shinta Abdurrahman Wahid, Wakil Presiden terpilih 2019-2024 K.H. Ma’ruf Amin, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyala Mattalitti, para menteri kabinet kerja, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan para Kepala Staf TNI dan Kapolri. (wt)