Konsep ‘Smart City, Smart Mobility’ di Ibu Kota Baru

Konsep ‘Smart City, Smart Mobility’ di Ibu Kota Baru
Kementerian Perhubungan menyiapkan konsep “Smart City, Smart Mobility” untuk melakukan pengembangan sektor transportasi di Ibu Kota Baru.

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan bahwa Kalimantan merupakan paru-paru dunia yang alamnya harus dijaga. Maka seluruh pembangunan ibukota baru harus ramah lingkungan agar tidak kehilangan paru-paru dunia.

“Pembangunan ini 60 persennya ruang terbuka hijau. Harus ada reboisasi yaitu hutan yang ditebang ditanam kembali di tempat lain. Hutan jangan sampai tertanggu polusi. Kalimantan ini diawasi seluruh dunia bukan hanya Indonesia,” ungkap Isran.

Kepala Badan Litbang Kemenhub Sugihardjo juga menjelaskan hal yang senada bahwa transportasi ibukota baru akan dibuat lebih ramah lingkungan (eco friendly). Ia mengatakan, 65 persen dari ibukota baru tersebut harus terdiri dari ruang terbuka hijau.

“Kami akan membangun ibukota yang modern dan cerdas. Maka dari itu kita akan menyusun teknologi transportasi yang bagus, agar masyarakat kalau mau menggunakan transportasi bisa dengan jalan kaki. Tentunya harus eco friendly,” kata Sugihardjo.

Sebagai informasi, beberapa infrastruktur sarana dan prasarana lain yang direncanakan akan dibangun di Ibu Kota yang menjadi pusat pemerintahan tersebut, seperti : pedestrian, e-bike, e-scooter) dan juga LRT atau MRT.

FGD menghadirkan beberapa pembicara seperti, Kabadan Litbang Kemenhub Sugihardjo, Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, Kadishub Kaltim Salman, Perwakilan Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) Sukarni Ningsi. Diskusi tersebut diikuti oleh mahasiswa, seluruh Unit Pelaksana Teknis Kemenhub di Kaltim dan jajaran stakeholder terkait dengan pembangunan ibu kota baru. (wt)