Setiajit menjelaskan, sebagian masyarakat yang belum bisa menikmati listrik ini karena ada daerah yang tidak bisa dijangkau infrastruktur kelistrikan.
Ia mengaku, saat ini pihaknya juga sudah memberikan solusi, yakni dengan memasang pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di wilayah kepulauan di Madura. “Dari 1.720 kepala keluarga (KK), 1.250 KK yang sudah terpasang. Sisanya targetnya harus tuntas 2020,” ungkapnya.
Saat ditanya terkait rencana Khofifah yang ingin memanfaatkan pengelolaan sampah plastik sebagai energi listrik, Setiajit mengaku, saat ini pihaknya sedang melakukan uji coba dengan menujuk PT Megasurya Eratama sebagai mitra kerjanya.
Menurutnya, kalau perusahaan ini punya power plant (pembangkit listrik) tapi dari batu bara.
Dengan menggunakan pirolisis memanfaatkan sampah plastik ini, maka batu bara tak perlu digunakan lagi. Kita menggandeng perusahaan ini karena juga mengimpor plastik. Lah buat apa, sampah plastik di Jatim ini banyak dan bisa dikelola dengan baik hingga menghasilkan gas,” katanya.
Setiajit mengatakan, dengan menggunakan metode sanitary landfill, gas yang berasal dari sampah plastik itu bisa digunakan untuk mendorong power plant. Di Surabaya skema sanitary landfill itu sudah jalan sebesar 1,65 megawatt. “Kemudian dibeli oleh PLN sebesar 1,2 megawatt dengan harga Rp 1.250 per kwh,” pungkasnya.(guh)