Berdasarkan data-data pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa Gunung Slamet mengalami aktivitas secara kegempaan dan deformasi yang cukup signifikan, namun secara visual belum teramati adanya gejala erupsi. Kendati demikian PVMBG memprediksi bahwa potensi erupsi dapat terjadi sewaktu-waktu.
Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini, disampaikan Agus Wibowo Plh. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, adalah erupsi magmatik dengan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 km, atau erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah berpotensi.
Kondisi tersebut terjadi tanpa ada gejala vulkanik yang jelas sehingga dalam Level II ini direkomendasikan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah puncak puncak.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak terpengaruh dengan berita palsu atau hoaks yang dapat meresahkan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Pemerintah Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kabupaten setempat agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. (wt)