Lapsus  

Keromantisan Kakek Mahmud dan Mak Cum di Tanah Suci

Keromantisan Kakek Mahmud dan Mak Cum di Tanah Suci

Madinah – Pasangan suami istri Mahmud Sopamena (87) dan Kalsum Litiloli (75) menghebohkan terminal kedatangan bandara Madinah, Selasa (16/7/2019) sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi (WAS).

Pasalnya, saat tiba di Bandara Madinah pasangan usia lanjut ini didorong menggunakan kursi roda secara terpisah. Sang istri yang kerap disapa Mak Cum telah terlebih dahulu didorong menggunakan kursi roda oleh petugas.

Kakek Mahmud yang berada jauh di belakang istrinya pun marah. Sebab sang istri tidak ada di sampingnya. Akibatnya, ia sama sekali tidak mau didorong untuk keluar bandara.

“Pokoknya harus ada Mak Cum di sampingnya. Harus menggandeng Mak Cum,” kata Ketua Kloter UPG 13 Jusman Rivai Rura, Kamis (18/7/2019).

Akhirnya petugas pun terpaksa mendorong masuk kembali Mak Cum untuk dipertemukan dengan kakek Mahmud.

Saat melihat, amarah kakek Mahmud pun mulai mereda. Dia lantas memegang erat tangan istrinya sambil sesekali dielus dengan penuh kasih sayang.

Kemudian keduanya didorong berdampingan dengan menggunakan kursi roda untuk keluar bandara.

Kakek Mahmud sama sekali tidak mau melepas tangannya dari Mak Cum, sapaan Kalsum Litiloli. Beberapa saat ketika didorong, bahkan kakek Mahmud sempat terlihat marah dan meminta tangan petugas tidak memegang kursi roda yang diduduki istrinya. Layaknya seorang pria yang terbakar api cemburu.

Pasangan yang berasal dari Desa Kulu, Pulau Saparua, Maluku Tengah dan tergabung dalan embarkasi Ujung Pandang kloter 13 (UPG 13) ini bahkan tidak ingin terpisah saat tidur di hotel. Meski ketentuannya jemaah perempuan dan laki-laki menempati kamar yang berbeda sekalipun mereka pasangan suami dan istri. Namun kakek Mahmud tidak mau dipisah dengan Mak Cum.

Pokoknya minta ditempatkan dalam satu kamar. “Bahkan minta satu ranjang dengan Mak Cum,” jelas Jusman. Akhirnya petugas menuruti permintaan kakek Mahmud.

Kakek Mahmud bersama Mak Cum ditempatkan pada salah satu kamar di hotel Diyar Al Amar. Kamar tersebut berisi lima ranjang yang sedianya digunakan oleh 5 orang laki-laki, satu di antaranya adalah kakek Mahmud. Namun salah satu rekan kakek Mahmud terpaksa mengalah karena sang kakek tidak ingin tidur berpisah dengan Mak Cum sang istri tercinta.

Jusman sempat bertanya kepada  Mak Cum terkait sikap kakek Mahmud, mengapa ia begitu takut ditinggalkan oleh Mak Cum. Menurut pengakuan Mak Cum, sehari-hari sebelum berangkat haji kondisi Mahmud tidak seperti itu.