Ia menerangkan, saat ini di Jabodetabek saja jumlah kendaraan roda dua sudah mencapai 18 juta. Sedangkan di tingkat nasional mencapai 91 juta. Tak heran jika polusi udara di Indonesia cukup tinggi. Dengan jumlah kendaraan motor di DKI Jakarta yang mencapai 18 juta, tingkat polusi udara Jakarta menjadi yang terburuk di Asia Tenggara versi World Air Quality Report 2018.
“Jika kita beralih ke motor listrik, niscaya akan memberikan kontribusi pada pembersihan udara di langit Indonesia,” tutur Bamsoet.
Sebagai langkah awal menggerakan kesadaran pentingnya menggunakan kendaraan listrik, legislator dapil Jawa Tengah VII ini menyarankan aparatur pemerintah dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai menggunakan kendaraan listrik, khususnya motor GESITS sebagai pilihan kendaraan dinas.
Selain ikut menggerakan roda industri nasional, juga telah memberi contoh baik kepada masyarakat umum.
“Jangan sampai motor GESITS sebagai karya anak bangsa tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Di sinilah nasionalisme dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara diuji. Political will dari pemerintah dibutuhkan, dari mulai kemudahan regulasi, pemberian insentif, sampai dengan penyediaan lahan pasar pengguna yang bisa dimulai dari internal pemerintah maupun BUMN,” terang Bamsoet.
Sebagai Dewan Pembina Perkumpulan Ojek Daring Indonesia (PRODA), Bamsoet juga akan mengajak para ojek online mulai beralih ke motor listrik. Selain itu, industri start up transportasi online juga diharapkan bisa memfasilitasi penggunaan motor listrik kepada para mitra kerjanya, misalnya dengan cara kemudahan kredit kepemilikan.
“Mengecas baterai bisa menggunakan sumber listrik di rumah dengan biaya yang jauh lebih murah ketimbang membeli bahan bakar. Sehingga para ojek online khususnya, tak perlu lagi membakar uang di jalan raya. Uang membeli bahan bakar bisa digunakan untuk keperluan belanja rumah tangga lainnya. Lingkungan sehat, kantong juga sehat,” pungkas Bamsoet. (rom)