Untuk kasus di Lamongan, Sutrisno Bachir percaya suatu saat akan menjadi masyarakat yang maju. Hal tersebut menurut dia dilihat dari banyaknya masyarakat Lamongan yang merantau ke luar daerah untuk berjualan.
“Di Jakarta saya selalu menemui penjual soto Lamongan dan Penyet Lele Lamongan. Artinya masyarakat Lamongan mempunyai jiwa wiraswasta. Tinggal ditingkatkan lagi dan ditularkan kepada yang lain jiwa wiraswasta tersebut,” kata dia dalam acara yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Lamongan itu.
Sementara Bupati Fadeli di kesempatan tersebut mengungkapkan perlunya sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengolah sumber daya alam Lamongan yang sangat tinggi.
Dia kemudian menyebutkan bagaimana Kabupaten Lamongan saat ini mampu menjadi produsen ikan dan padi terbesar se Jawa Timur.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia Lamongan juga sudah masuk menengah ke atas di atas rata-rata Jawa Timur yakni 71,11. Kemudian pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 yang mencapai 5,6 persen juga di atas rata-rata Propinsi Jawa Timur dan Nasional.
Fadeli menyebut kinerja pembangunan di Lamongan tersebut tidak lepas dari sumbangsih Muhammadiyah dengan berbagai amal usahanya. Baik di bidang pendidikan maupun kesehatan.
“Oleh karena itu melalui sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Lamongan, Saya menitipkan generasi muda Lamongan untuk dikembangkan jiwa wiraswastanya. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lamongan yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Lamongan,” katanya mengakhiri. (bis)