Untuk saat sekarang, tentu yang dibutuhkan adalah rumah layak huni. Tapi, disamping itu juga, masyarakat yang terkena dampak, harus diberikan kelonggaran dalam berusaha, modal. Kalau yang sebelumnya masih berhutang, mungkin pembayaran kreditnya bisa ditunda dulu dua sampai tiga tahun lagi. Kemudian, kita juga harus bisa meyakinkan investor-investor, untuk segera kembali dan menanamkan modalnya agar bisa membantu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Memang, sekarang ini PASIGALA (Palu-Sigi-Donggala) sudah aman. Tapi, masyarakat juga harus dikuatkan dan diberikan semangat agar tidak sekedar berharap bantuan dari luar. Bencana sudah terjadi, sekarang waktunya untuk bangkit dan berhenti mengasihani diri sendiri.
Anda kerap terlihat menyapa masyarakat, khususnya di wilayah Donggala dan Sigi. Bagaimana sambutan mereka ?
Sejauh ini alhamdulillah, responnya sangat baik. Saya juga jadi banyak tau tentang kondisi mereka pascabencana. Meskipun memang saya sendiri jarang berkampanye untuk diri sendiri. Karena fokus utama saya adalah Prabowo Presiden. Kalau hanya mengejar untuk bisa duduk di legislative, belum tentu pak Prabowo menang. Tapi kalau pak Prabowo terpilih menjadi Presiden, insya Allah saya dan seluruh rakyat Indonesia, bisa turut merasakan kemenangan tersebut.
Apa itu Politik dan wakil rakyat menurut Anda ?
Politik bagi saya hanyalah alat untuk bisa terus menjadi diri saya. Kenapa? Karena dengan memiliki jabatan politik, saya bisa terus membantu orang banyak. Bedanya, kalau sebelum memiliki jabatan, saya lebih banyak menghabiskan duit pribadi saat membantu orang lain, kalau sudah punya jabatan, saya bisa terus membantu tapi uangnya dari negara. Karena sebagai wakil rakyat, tentu memiliki kewenangan untuk ‘memakai’ dan mengarahkan uang negara bagi kesejahteraan masyarakat. Sebagai wakil rakyat, sudah menjadi kewajiban untuk menyerap, mendengarkan segala keluh kesah masyarakat kemudian bisa merealisasikannya dalam bentuk UU, atau program-program yang bermanfaat disamping tentu saja mengontrol penggunaan uang negara/daerah.
Bagaimana Anda tertarik politik dan bergabung Gerindra ?
Sebenarnya sebagai mantan atlet, saya kurang tertarik dengan politik. Tapi, justru saya mulai belajar politik sejak masih jadi atlet. Karena, terkadang untuk bisa mewakili suatu daerah, gelar juara saja tidak cukup. Kita juga perlu orang dalam untuk bisa meloloskan atau memilih kita untuk masuk dalam tim. Atau setidaknya membiarkan kelas/kategori yang kita ikuti, untuk masuk dalam tim sehingga bisa berangkat mewakili daerah.
Kemudian, berlanjut ketika Gerindra berdiri, otomatis sebagi kader SMI, saya ikut bergabung dengan Gerindra, belajar tentang politik lebih dalam lagi, sehingga membuat saya makin yakin bahwa jalan ini harus ditempuh, agar tetap bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Sebagai kader Gerindra, harus menempatkan perjuangan menegakkan keadilan sebagai tujuan dasar dalam berpartai. Dan ini adalah cerminan ideology berdirinya Gerindra sebagai suatu partai politik. Tekad menegakkan keadilan sosial karena ingin menyatukan bangsa Indonesia dalam suatu negara yang berkeadilan.
Ngomong-ngomong, sejak kapan Anda mengenal Prabowo Subianto ?
Saya mengenal Pak Bowo, sejak masih SD. Karena sebagai Pembina Utama Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (SMI), wajib bagi kami untuk mengenal beliau. Tapi, secara pribadi saya bertemu beliau pada tahun 2000, setelah saya menjadi finalis di PON. Saya juga pernah dua kali meraih medali emas pada kejuaraan dunia, tahun 2000 dan 2002. Pada saat itu beliau memberikan bonus buat para atlet yang berprestasi dari SMI. Sejak saat itu, terutama tahun 2003, saya mulai aktif dilibatkan di tim. Dan puncaknya setelah Gerindra berdiri, saya diberikan kewenangan untuk mengurusi, program KTA-nisasi Partai Gerindra.
Visi dan Misi Anda ?
Visi saya adalah Indonesia yang Adil dan Makmur bersama Prabowo-Sandi. Misinya, menjadi penyumbang suara terbanyak untuk Prabowo-Sandi di Sulteng. Untuk itu, saya mengajak/ menantang rekan-rekan Gerindra di Donggala-Sigi, agar menjadikan Dapil ini sebagai penyumbang suara terbanyak se Sulteng, dibanding dapil-dapil yang lain. Dan saya yakin, kita mampu untuk menang! Mari bergerak bersama. Mari berjuang, bersatu untuk membangun Indonesia.
Nah, kembali saya sampaikan, saya hanyalah seorang anak kampung yang kebetulan diberikan anugerah oleh Allah SWT, sehingga pernah memberikan kebanggaan bagi Indonesia, lewat Pencak Silat. Saat ini, diberikan tanggung jawab oleh Partai Gerindra dan Pak Prabowo Subianto, untuk bergerak, berjuang, bertemu dengan masyarakat agar bisa mengetuk hati mereka supaya mau merubah arah pembangunan bangsa ini bersama-sama. (wetly aljufri)