Wawali Bengkulu Boyong 12 Stafnya Belajar di Banyuwangi

Wawali Bengkulu Boyong 12 Stafnya Belajar di Banyuwangi
Pemerintah Kota Bengkulu melakkannstudy ke Banyuwang. Diharapkan keberhasila Banyuwangi bisa diterapkan di Kota trsebut.

Sebaliknya, kami pun bisa mengambil manfaat baik dari Bengkulu dengan sharing seperti ini, “ tandasnya. SAS merupakan program mengumpulkan dana sukarela dari siswa mampu, lalu diberikan untuk rekannya dari keluarga kurang mampu.

Program ini pertama kali diluncurkan pada 2011. “Tidak semua permasalahan pendidikan mampu ditangani oleh pemerintah daerah. Program SAS menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan tangan pemerintah dalam membiayai pendidikan masyarakat,” kata Anas.

Pengelolaannya pun, ujar Anas, dilakukan dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa dengan bimbingan dari guru.

Bantuan SAS ini diberikan ke siswa yang membutuhkan tanpa melalui prosedur yang berbelit dan tepat sasaran karena sasarannya siswa yang ada di lingkungan sekolah.

“Laporannya juga transparan. Dana SAS yang dihimpun tiap sekolah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan setiap bulan secara online. Bahkan bisa diakses melalui situs www.pendidikan.banyuwangikab.go.id,” urainya. Anas melanjutkan, program SAS diikuti oleh seluruh sekolah di Banyuwangi mulai tingkat SD, SMP sampai SMA. Jumlahnya 911 sekolah. Tiap minggu, siswa di sekolah menggalang dana secara sukarela untuk membantu temannya yang kurang mampu. ”Sumbangannya bersifat sukarela. Mereka menyisihkan sebagian uang sakunya. Ada yang menyumbang Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000,” ujarnya.

Dan dari tahun ke tahun, tambah Anas, partisipasi siswa terus meningkat pada program ini.

Ini menunjukkan tingkat kepedulian siswa terhadap rekannya begitu besar. Jadi SAS ini bukan sekadar membantu siswa, tapi lebih dari itu adalah membangun kepedulian di lingkungan generasi muda.

Rasa peduli ini yang coba kita tumbuhkan, agar tidak hilang di masyarakat,” kata Anas.

Gerakan SAS menjadi pelengkap dari program intervensi kebijakan pemerintah daerah lainnya di bidang pendidikan.

Antara lain program Banyuwangi Cerdas dan Banyuwangi Belajar di mana para pemegang kartu program tersebut bisa mengakses pendidikan hingga perguruan tinggi dengan beasiswa dari Pemkab Banyuwangi. Juga ada Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah), dimana anak-anak putus sekolah disisir dan dikembalikan ke bangku sekolah.

Wawali Bengkulu menghabiskan waktu selama dua hari di Banyuwangi, mulai Kamis (7/2) – Jumat (8/2).

Mereka juga berkesempatan untuk berkunjung ke Mall Pelayanan Publik Banyuwangi untuk melihat bagaimana proses pelayanan satu pintu (one stop service) berjalan dan ke pasar tradisional Banyuwangi. (jam)