Banyuwangi – Beberapa program yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengundang ketertarikan Pemerintah Kota Bengkulu untuk menimba ilmu.
Wakil Walikota (Wawali) Bengkulu, Dedi Wahyudi membawa serta 12 stafnya.Mereka ditemui Bupati Banyuwangi di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Jumat (8/2).
“Kami tertarik untuk menimba ilmu di Banyuwangi, mulai dari program Siswa Asuh Sebaya (SAS), e-Village Budgeting, hingga pengelolaan pasar. Juga tidak tertutup kemungkinan untuk belajar program lainnya yang kami rasa baik untuk diterapkan di Bengkulu,” kata Wawali Bengkulu, Dedi Wahyudi.
Dipilihnya Banyuwangi sebagai jujugan, ujar Dedi, bukanlah tanpa pertimbangan. Referensi didapat setelah googling di internet terkait daerah-daerah yang maju karena inovasinya.
“Dan nama Banyuwangi banyak muncul beserta inovasinya.Karena itulah kami sepakat untuk datang kemari,” ujar Dedi lagi.
Dedi berharap, sepulang dari Banyuwangi, program yang dipelajari dari Banyuwangi bisa segera diterapkan di Bengkulu dan diterima oleh masyarakat.
Ditambahkan Dedi, hal yang paling membuat pihaknya tertarik untuk belajar ke Banyuwangi adalah program Siswa Asuh Sebaya (SAS).
“Program ini benar-benar baru bagi kami. Belum pernah kami melaksanakan yang semacam ini. Di Bengkulu ada program 8 tekad, yang di dalamnya mencakup tentang ‘Kepedulian’.
Selama ini yang kami bantu adalah masyarakat secara umum,seperti program Jemput Sakit Pulang Sehat, tapi kami belum menyentuh siswa,” terangnya.
Karenanya, imbuh Dedi, Pemkot Bengkulu ingin belajar tentang program ini, sekaligus melihat praktiknya secara teknis di lapang.
“Kami menilai program ini bagus sekali, apalagi melibatkan banyak pihak. Kita tahu kalau suatu program seperti pengentasan kemiskinan hanya dibebankan pada pemerintah, tentu akan sangat berat, apalagi pendapatan asli daerah (PAD) kami tidak terlalu besar,” bebernya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku senang mendapatkan kunjungan tersebut. “Tangan kami terbuka lebar. Silakan ambil hal-hal positif yang ada di Banyuwangi.