Ditetapkannya Banyuwangi sebagai Kabupaten Paling Inovatif di Indonesia, hingga penerbangan internasional Kuala Lumpur – Banyuwangi merupakan salah satu hadiah yang berharga bagi Banyuwangi. “Ini semua terasa sangat spesial. Masih banyak pula prestasi lain yang berhasil diraih Banyuwangi sejak awal tahun kemarin. Untuk itu, napak tilas ini harus kita jadikan moment untuk terus berkarya bagi Banyuwangi,” kata Anas.
Pemilihan Rowo Bayu sebagai tempat napak tilas bukan tanpa alasan. Di tempat tersebut, pada rentang waktu 1771 – 1772 menjadi saksi bisu kegigihan rakyat Blambangan uang dipimpin Pangeran Rempeg Jogopati, Patih Jaga Lara, Sayu Wiwit mempertahankan tanah airnya dari gempuran penjajah. Bangsa Belanda meyakini perang ini sebagai perang yang paling kejam dan meminta banyak korban jiwa.
Dari rangkaian perjuangan itulah, lantas menjadi momentum lahirnya Kabupaten Banyuwangi. Tepatnya pada 18 Desember 1771 terjadi pertempuran besar antara Kerajaan Blambangan melawan penjajah. Peristiwa heroik itulah yang dijadikan momentum hari lahir Banyuwangi. Berdasarkan cerita tersebut, DPRD Banyuwangi pada sidangnya tanggal 9 Mei 1995 secara aklamasi menetapkan 18 Desember sebagai hari jadi Banyuwangi. Semangat berjuang itulah yang mendorong warga turut dalam napak tilas ini. Wahyu Adi (21), salah satunya yang menyatakan senang bisa ikut napak tilas ini bersama 7 rekan-rekannya.
“Saya baru pertama kali ikut napak tilas ini. Excited banget bisa ikut berpartisipasi. Apalagi para pesertanya juga banyak dan terlihat penuh semangat,” ujar Wahyu.
Wahyu mengaku, yang bikin dia tambah terkesan dengan kegiatan ini adalah partisipasi masyarakat sekitar. “Menariknya, hampir tiap rumah atau secara berkelompok-kelompok, warga masyarakat menyiapkan jajanan dan minuman yang bisa dinikmati secara gratis. Guyubnya sangat terasa,” kata Wahyu. (ari)