Kemenpora Gandeng BNN Cetak Kader Muda Anti Narkoba

Kemenpora  Gandeng BNN Cetak Kader Muda Anti Narkoba
Sejumlah pemuda Jakarta mengikuti pengukuhan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba, program yang diinisiasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama Badan Narkotika Nasional, di Jakarta, Selasa (27/11)

Salah satu kader anti-narkoba lainnya, Nadila Azizah, akan mulai mengaktifkan kembali kegiatan karang taruna di daerahnya di Jagakarsa untuk membuat sejumlah program penyuluhan anti-narkoba.

“Aku merasa di lingkunganku sendiri ada satu tempat yang sepertinya dijadikan tempat transaksi. Banyak yang tertangkap itu anak-anak sekolah, SMP-SMA… Bahkan di daerah saya juga ada yang tertangkap orang dewasa yang sudah punya anak dua. Jadi tidak hanya orang dewasa yang kena, anak-anak juga,” kata Nadila.

Sasaran program pelatihan dari Kemenpora itu adalah para pemuda dari umur 16-30 tahun.

Setelah menyelesaikan pelatihan, para kader tersebut akan merekrut sekitar 25 anggota di wilayah kerjanya untuk dilibatkan menjadi kader-kader di masyarakat.

“Pesannya, dari diri kita sendiri kita harus mengenal narkoba itu apa, bahayanya apa, dan kita juga harus bisa membawa diri ke pergaulan yang lebih positif,” kata Daus.

Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN, Komisaris Besar Polisi Ricky Yanuarfi, mengungkapkan, wilayah Jakarta memiliki angka prevalensi pengguna narkoba tertinggi di seluruh Indonesia yaitu 2,18 persen dari jumlah penduduknya.

“Jakarta merupakan ranking pertama dari semua provinsi di republik ini terhadap penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu perlu ada perhatian khusus dari pemerintah setempat, semua komponen, stakeholder agar ke depan generasi Jakarta bisa terproteksi, terjaga dengan baik,” kata Yanuarfi.

Untuk 2018 ada tiga wilayah yang menjadi target program pelatihan tersebut, yaitu Aceh, Jakarta dan Bali, ungkap Ricky.
“Seperti apa yang disampaikan pak deputi tadi, 10-20 tahun ke depan mereka ini lah pemegang tampuk bangsa ke depan,” kata Ricky. Nadila pun berpesan sebagai kader anti-narkoba.

“Sebenarnya kita sendiri tahu hanya saja kita suka menutup mata dan telinga. Dari diri sendiri kita harus peka lingkungan yang baik yang mana, lingkungan yang tidak yang mana, diawali dari diri sendiri kita bisa memilih berteman sama siapa, mau sama yang baik atau ngga,” kata Nadila. (*/med)