Pembangunan Masjid Al Manar, Tetenger Sejarah Perkembangan Muhammadiyah di Surabaya Barat

Pembangunan Masjid Al Manar, Tetenger Sejarah Perkembangan Muhammadiyah di Surabaya Barat
Masjid Al Manar yang sedang dalam pembangunan. (foto/transparansi/min)

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Tandes tengah menyelesaikan pembangunan Masjid Al-Manar di Kelurahan Bibis Manukan Wetan, Tandes. Masjid ini akan menjadi ‘’tetenger’’ atau tanda sejarah perkembangan Muhammadiyah di wilayah Surabaya Barat. ‘’Masjid Al-Manar mempunyai kaitan sejarah yang kuat dengan perkembangan Muhammadiyah di wilayah Surabaya Barat,’’ kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al-Manar, Drs. Sawa’i, Selasa (16/8).

Menurut Sawa’i masjid Al-Manar mempunyai nilai sejarah karena berada pada lokasi kediaman almarhum K.H Djuraid Mahfud di Kelurahan Bibis Tama, Manukan Wetan, Tandes. Sejak era 1970-an Kiai Djuraid mengembangkan Muhammadiyah di wilayah Tandes dengan berdakwah langsung dan mendirikan sekolah. ‘’Masjid Al-Manar bisa disebut sebagai cikal bakal perkembangan Muhammadiyah di Surabaya Barat,’’ kata Sawa’i yang juga menjadi ketua PRM (Pengurus Ranting Muhammadiyah) Manukan Wetan.

Sekolah dasar Islam yang didirikan Kiai Djuraid adalah Madrasah ‘’Matlabul Huda’’ di Manukan Kulon. Sekarang Matlabul Huda sudah berubah menjadi SD dan SMP Muhammadiyah XIV dengan bangunan dua lantai. Di kompleks sekolah tersebut juga berdiri Masjid Al-Ittihad yang dibangun atas inisiatif Kiai Djuraid dan warga Muhammadiyah Manukan Kulon pada 1970-an.

Kiai Djuraid melakukan kegiatan dakwah ke seluruh wilayah Surabaya. Awalnya Kiai Djuraid banyak melakukan dakwah di Manukan Kulon dan wilayah Surabaya Barat sampai ke daerah Benowo dan bahkan ‘’menyeberang’’ sampai ke kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Kiai Djuraid juga mengembangkan dakwah ke daerah penghasil ikan tambak, Buntaran, yang sekarang mempunyai perguruan Muhammadiyah dan masjid yang besar.

Dakwah Kiai Djuraid mengembang sampai ke wilayah utara seperti Greges, Tambak Osowilangun, sampai ke Asemrowo. Dakwah Kiai Djuraid ke arah timur berkembang ke Simomulyo, Banyuurip, Kupang Krajan. Selain itu Kiai Djuraid juga mengembangkan dakwah Muhammdiyah di Keputih kecamatan Sukolilo, yang sekarang menjadi salah satu basis Muhammadiyah yang cukup kuat.