SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Perekonomian Wisata Kampung Kue di Jalan Rungkut Lor 2 Kota Surabaya, terus bergeliat. Dari malam hingga dinihari, sebanyak 63 pelaku UMKM tergabung dalam Paguyuban Kampung Kue, bergelut dengan adonan kue.
Kini mereka semakin sumringah. Karena setelah diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, kampungnya bukan kampung biasa, tetapi berubah menjadi salah satu destinasi wisata kuliner, dan dinamakan Wisata Kampung Kue Kota Surabaya.
Koordinator Wisata Kampung Kue Choirul Mahpuduah mengaku, kampungnya semakin dikenal oleh masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar Kota Surabaya. Seperti kunjungan dari lembaga, perguruan tinggi, hingga melakukan kerja sama dengan Sekolah Dasar untuk melakukan pembuatan pupuk, dari limbah bahan baku kue.
“Bahkan, banyak sekali pembeli atau pengunjung yang membeli dan memesan kue yang dimakan oleh pak Wali Kota, seperti kue apem. Mengingat juga dengan tradisi megengan menjelang bulan puasa, kami dibanjiri banyaknya pesanan kue apem,” imbuh Irul, Sabtu (20/3/2022).
Ia mengaku, perjalannya mendirikan Wisata Kampung Kue tidak semulus yang dibayangkan. Ia mulai berdagnag kue tahun 2001. Di tahun 2005, ia mengajak ibu-ibu di kampungnya untuk ikut berjualan. Setelah puluhan tahun berjalan, kini usaha perdagangan kue di kampung tersebut kian ramai dan menjadi seperti sekarang.
“Produk kue kita diterima di hotel-hotel dan pusat oleh-oleh, hingga di maskapai penerbangan. Bahkan, untuk kue kering, saat sebelum pandemi Covid-19 di tahun 2019, sudah menembus pasar di Singapura dan Malaysia,” jelasnya.
Namun hal itu tak berlangsung lama. Sejak pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, Irul dan kawan-kawannya terpaksa harus menerima pengembalian produk dari pusat oleh-oleh, hingga harus memulai bisnis kue dari awal.
Setelah Kampung Kue diresmikan pada 8 Februari 2022 lalu, Irul mengaku mendapat banyak dampak positif yang memengaruhi usaha para ibu-ibu. Wisata Kampung Kue lebih dikenal dan kunjungan wisatawan semakin meningkat.
“Secara otomatis penghasilan semakin meningkat. Dengan diresmikannya Wisata Kampung Kue ini menambah kepercayaan masyarakat pada kualitas kue yang kami buat. Ini juga membuat kredibilitas Kampung Kue semakin meningkat,” terangnya.
Dalam sehari, jelasnya, Wisata Kampung Kue mampu memproduksi 2 juta kue, dengan total 70 jenis kue basah dan kering. Kue dijual kembali oleh pemborong ke kabupaten/kota Sidoarjo dan Gresik. Hasilnya, Paguyuban Kampung Kue ini mampu meraup omzet hingga Rp 15 juta per hari.
“Alhamdulillah bisa mengejar omzet kami, seperti saat sebelum pandemi Covid-19. Kami yakin, bahwa Kampung Kue akan tetap ada untuk membantu menggerakkan ekonomi warga sekitar,” katanya.