Selain itu, Irul juga mengaku bahwa Pemkot Surabaya melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, selalu memberikan pendampingan untuk pemberdayaan Wisata Kampung Kue.
“Kami mendapat pendampingan dan kemudahan dalam mengurus perizinan NIB, logo halal, Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), promosi, pelatihan, uji nutrisi, dan penerbitan surat rekomendasi serta keterangan bahwa produk dari masing-masing pelaku UMKM bebas dari boraks dan formalin,” ungkapnya.
Sedangkan untuk skema penjualan dan pemasaran produk Wisata Kampung Kue, sebagian ibu-ibu telah menjual produknya melalui digital marketing melalui media sosial dan E-Peken. Tak hanya itu, Wisata Kampung Kue juga memiliki laman website sendiri, yakni www.kampungkuesby.com.
“Dengan keberadaan E-Peken, hasilnya luar biasa ketimbang kami menjual di pusat oleh-oleh. Hanya saja belum semua ibu-ibu melakukan hal demikian, karena kapasitas untuk mengoperasikan handphone juga terbatas,” ujarnya.
Irul berharap, melalui Wisata Kampung Kue ini, Pemkot Surabaya bisa membantu paguyubannya untuk mengakomodasi kembali pasar-pasar yang sebelumnya telah dijamah, sebelum terjadi pandemi Covid-19.
“Kami akan merefresh kembali pasar-pasar yang sudah kita dapatkan sebelumnya. Kami juga berharap, Pemkot Surabaya bisa mengakomodir keinginan kami untuk ditindaklanjuti, untuk tetap melanjutkan pasar-pasar sudah kami dapatkan sebelumnya,” harapnya.
Kepala Dinkopumdag Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos menjelaskan, pihaknya bersama Dinkes dan stakeholder terkait, ikut memberikan pendampingan terkait perizinan kepada para pelaku UMKM di Wisata Kampung Kue.
Bahkan, sebelum diresmikan Wali Kota, Dinkes juga memberikan pelatihan kepada pengelola dan penjamah makanan.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya hygiene sanitasi makanan,” jelasnya.
Yos menjelaskan, sesuai instruksi Wali Kota, pemkot juga turut memfasilitasi pemasaran produk Wisata Kampung Kue, yakni melalui E-Peken. Sedangkan, untuk distribusi pengiriman pesanan, juga melibatkan warga atau pemuda sekitar.
“Langkah ini agar seluruh elemen perekonomian ikut bergerak, yakni dimulai dari warga sekitar,” tandasnya. **