Tajuk  

Prestasi Ilmuwan Perempuan Adi Utarini & Tri Mumpuni Kado Hari Ibu

Prestasi Ilmuwan Perempuan Adi Utarini & Tri Mumpuni Kado Hari Ibu
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi WartaTransparansi

Hari Ibu diperingati setiap tahun sejak tahun 1938. Tanggal 22 Desember dipilih sebagai Hari Ibu di Indonesia untuk mengenang momentum 22 Desember 1928, kala pertama kalinya digelar Kongres Perempuan Indonesia. Gagasan peringatan Hari Ibu ini muncul saat Kongres Perempuan III pada 1938.

Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno berdasar Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.

Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Alhamdulillah ilmuwan perempuan Indonesia Adi Utarini dan Tri Mumpuni, mengembalikan jati diri Hari Ibu. Kedua perempuan hebat itu mengukir prestasi dunia di bidangnya. Sekaligus mengibarkan kembali perempuan Indonesia di mata dunia.

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Senin (21/12/2020) dalam siaran pers menyebut bahwa dua perempuan Indonesia itu, telah mengharumkan nama negara.

Prof. Adi Utarini merupakan ilmuwan perempuan yang memimpin uji coba perintis dari sebuah teknologi untuk memberantas demam berdarah di Indonesia. Hasil penelitian Adi Utarini berhasil mengurangi kasus demam berdarah hingga 77% di beberapa kota besar di Indonesia.

Keberhasilan penelitian Prof Adi Utarini pun membuatnya masuk dalam daftar 10 orang yang membantu pengembangan ilmu pengetahuan di dunia tahun 2020 berdasarkan Nature, jurnal ilmiah yang berbasis di Inggris.

Diketahui, LaNyalla mengataka bahwa hasil penelitian Prof Adi Utarini sangat bermanfaat untuk kesehatan masyarakat Indonesia.

Prof Adi Utarini juga berhasil masuk daftar ‘Nature’s 10: Ten People Who Helped Shape Science in 2020’ dari jurnal ilmu pengetahuan Nature.

Sementara itu, Tri Mumpuni masuk dalam 22 ilmuwan muslim yang berpengaruh, yang diterbitkan oleh Royal Islamic Strategic Studies Centre. Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) itu diketahui ikut mengembangkan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

Diketahui, PLTMH merupakan sumber energi lsitrik bagi wilayah yang belum terjangkau atau sulit dijangkau PLN dengan memanfaatkan potensi energi air di wilayah setempat untuk menggerakkan turbin.

Tri Mumpuni merupakan wirausahawati sosial yang sukses mengembangkan pembangkit-pembangkit listrik di daerah terpencil. Melalui hasil kerjanya membangun (PLTMH) bersama suaminya, Tri Mumpuni mendapatkan Nobel Ashden Awards 2012.

Ashden merupakan lembaga swadaya masyarakat Inggris yang terlibat dalam energi ramah lingkungan, di mana salah satu seorang penaungnya adalah Pangeran Charles.

Tri Mumpuni yang dijuluki sebagai ‘wanita listrik’ berhasil membuat 61 desa terpencil yang awalnya gelap gulita menjadi terang benderang. Tentunya apa yang dilakukan Ibu Tri Mumpuni melalui IBEKA sangat membantu tugas pemerintah daerah.