Tajuk  

Ketika Kalkulasi Politik MA Menuai Angin Ribut

Ketika Kalkulasi Politik MA Menuai Angin Ribut
Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi WartaTransparansi.com

Percaturan politik memang selalu memunculkan kemenangan dan kekalahan, kekecewaan dan kepuasan, bahkan badai, angin ribut, angin mamiri sampai angin surga.

Kali ini, kalkulasi politik
Mahfud Arifin (MA) dengan memilih Bakal Calon Wali Kota, Mudjiaman sebagai pendamping dalam Pilwali Surabaya 9 Desember mendatang, menuai angin ribut.

Keributan paling kecil disuarakan 31 Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar Surabaya, dimana mengaku sangat kecewa. Kekecewaan ini ibarat angin ribut, tergantung bagaimana cara meredam angin ini, sebab jika angin ribut dibiarkan dan tidak diantisipasi, maka tidak tertutup kemungkinan akan menjadi badai.

Dalam kalkulasi politik, jika sudah diamuk badai dalam pergulatan perebutan kekuasaan, maka tidak akan menguntungkan. Bahkan bisa merugikan.

Bahwa pilihan MA jatuh pada Mudjiaman, seorang Dirut PDAM Surabaya, bukan calon pilihan dari kader Partai Golkar. Tetap itu sah-sah saja.

Tetapi Golkar mengajukan nama Gus Hans (Kiai Zahrul Azhar As’ad).setelah melakukan penjaringan dari bawa.

Wakil Ketua Golkar Surabaya Asrofi kepada wartawan Senin (24/8/2020) sudah menyatakan kekecewaan. Padahal selama ini back up perjalanan keluar masuk kampung atau blusukan MA, lebih banyak ditopang kader Partai Golkar.