Tajuk  

Ketika Kalkulasi Politik MA Menuai Angin Ribut

Ketika Kalkulasi Politik MA Menuai Angin Ribut
Djoko Tetuko Abdul Latief

Tentu saja “hitam-putih” kalkulasi politik dan taktik juga strategi MA dengan memilih Mudjiaman, pasti punya alasan kuat. Atau ada kekuatan lain memberikan pengaruh, sehingga mampu menembus batas pilihan jenderal bintang dua asli Surabaya itu menjatuhkan pilihan ke profesional pilihan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Politik tetaplah politik, ada pelangi bahkan jingga selalu mewarnai, tidak harus “hitam-putih”. Yang pasti reaksi pertama adalah kekecewaan dan itu baru sebatas angin ribut .

Dan jika MA selama ini mendapat dukungan hampir mayoritas partai, selain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Apakah dengan pilihan ini semakin menguatkan posisi MA, karena segera melakukan konsolidasi atau sebaliknya menjadi kontra produktif dengan kurang mendapat dukungan partai pengusung selama ini.

Hingga hari ini PDIP belum mengumumkan rekomendasi kepada Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, sebagai partai pemenang dalam Pemilu Legislatif, tentu saja punya perhitungan atau kalkulasi politik lebih matang dan memilih berhati-hati, supaya tidak sampai menimbulkan angin ribut apalagi badai, walaupun partai bergambar Kepala Banteng Moncong Putih itu selalu tunduk dan patuh terhadap keputusan DPP PDIP.

Ibarat pertandingan sepak bola, hari ini baru pemanasan dan pertandingan uji coba, belum kompetisi resmi atau turnamen bergengsi.

Oleh karena itu, apakah ke depan MA dengan memilih Mudjiaman semakin kuat atau angin ribut hari ini akan semakin membesar menjadi badai. Dan jangan lupa, apakah “bumi Surabaya” juga menerima pasangan calon. Itu rahasia ILAHI ROBBI.

Yang pasti, calon dari PDIP juga turut memberi warna warni. Sebab memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya periode 2021-2026, pada Pilkada 9 Desember 2020, akan ditentukan mesin partai, figur calon, tim sukses, dan kematangan taktik serta strategi meraih suara terbanyak. (@)