Opini  

Kampung Haji Menuju Haji Mabrur Lebih Dekat

Kampung Haji Menuju Haji Mabrur Lebih Dekat
Djoko Tutuko Abdul Latief

Oleh : H Djoko Tutuko Abdul Latif – Dirut MKT

Ide membangun Kampung Haji di Makkah dan Madinah, walaupun boleh dibilang terlambat, tetapi jauh lebih bermanfaat dari pada tidak sama sekali. Mengingat potensi dan kekuatan jamaah haji dan umroh Indonesia, bukan sekedar menjalankan ibadah. Namun jauh lebih bermakna sebagai gerakan ekonomi berkesinambungan, terutama pedagang di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Kampung Haji tidak berlebihan akan memudahkan jemaah haji dari Indonesia dengan kuota berkisar 221 ribu atau lebih, adalah jumlah cukup besar. Apalagi pergerakan jamaah dari seluruh pelosok Indonesia dengan kemampuan berbahasa Arab (95 persen hampir tidak mampu aktif maupun pasif). Mengingat di Indonesia, 87 persen penganut agama Islam tidak mahir dalam berbahasa Arab, walaupun dalam beribadah menggunakan lafal bahasa Arab.

Sebagaimana diketahui mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Diperkirakan ada sekitar 244 juta jiwa penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam, menjadikan  negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Jumlah penduduk Indonesia sendiri, pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 284,44 juta jiwa. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2024 adalah 281,60 juta jiwa, dan pada tahun 2023 adalah 270,20 juta jiwa.

Proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun-tahun. Dengan jumlah penduduk mencapai 284,44 juta jiwa, Indonesia akan terus menjadi negara dengan populasi besar di dunia.

Dengan kuota haji Indonesia untuk tahun 2025 adalah 221.000 jemaah. Kuota ini terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.

Kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, kuota haji reguler dibagi lagi menjadi beberapa kategori: 190.897 jemaah haji reguler yang berhak lunas, 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia, 685 pembimbing ibadah pada KBIHU, dan 1.572 petugas haji daerah (PHD).

Sistem Syarikah

Ketika tahun 2025 Saudi Arabia mengenalkan sistem haji Syarikah adalah sistem pengelolaan ibadah haji dimana layanan kepada jemaah, termasuk jemaah Indonesia, disediakan oleh perusahaan swasta yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi, yang disebut “syarikah”. Syarikah (“perusahaan” atau “kemitraan”),  bertanggung jawab atas berbagai layanan seperti akomodasi, transportasi, konsumsi, dan fasilitas lainnya selama jemaah berada di Arab Saudi.

Dalam konteks haji, syarikah adalah perusahaan yang diberi mandat oleh pemerintah Saudi untuk mengelola layanan jemaah haji.

Sebelum sistem syarikah, layanan haji biasanya dikelola oleh organisasi nirlaba (muassasah). Penerapan sistem syarikah bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas layanan haji, karena perusahaan swasta cenderung lebih fokus pada pelayanan pelanggan.

Pada musim haji 2025, pemerintah Arab Saudi telah menunjuk beberapa Syarikah untuk melayani jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Contoh Syarikah yang ditunjuk untuk melayani jemaah Indonesia pada musim haji 2025 antara lain: Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.

Sistem syarikah juga berkaitan dengan kartu Nusuk, yaitu kartu identitas jemaah haji yang digunakan untuk mengakses berbagai layanan dan mengatur pergerakan selama ibadah.

Sebagaimana diketahui Sistem Syarikah, telah mengagetkan jutaan jemaah haji Indonesia 2025 karena pengelolaan dan pelayanan kurang optimal. Bahkan cenderung kurang memahami dengan pembekalan manajemen jemaah haji Indonesia, selama ini. Inilah “sebuah peringatan” besar bagi Pemerintah Indonesia dan Saudi Arabia, untuk sama-sama melakukan evaluasi total (Evato). Supaya jamaah haji dalam menjalankan ibadah mampu melaksanakan secara maksimal, dan tidak kalah penting akan berimbas pada berputaran pergerakan ekonomi juga akan mencapai harapan maksimal.

Mengapa demikian? Pengalaman selama ini jamaah haji Indonesia selain paling tertib dalam beribadah, paling sopan santun, paling rajin dan patuh mengikuti peraturan, maka kadamaian dan ketenangan juga kemanan serta kenyamanan dalam beribadah merupakan kunci menuju ibadah paling tinggi tercapai, dengan harapan maraih Haji Mabrur.

Namun, pengalaman perjalanan jamaah haji 2025, hampir seluruhnya mengalami perubahan kebijakan, sehingga mengakibatkan perubahan perubahan sangat mendasar, dan sangat mempengaruhi kualitas perjalan jamaah haji, juga pergerakan ekonomi secara makro di Makkah dan Madinah.

Perhitungan secara matematis memang di Makkah, dibutuhkan membangun Kampung Haji dengan kemampuan menjelang Wukuf di Arofah, mampu menampung seluruh jamaah haji dari Indonesia, berkisar 225.000 – 230.000, baik reguler maupun khusus. Sehingga memudahkan koordinasi para jamaah haji dan umroh dalam menggapi ibadah tertinggi menuju Haji Mabrur.

Sedangkan di Madinah, paling tidak dibutuhkan setengah/separoh atau 30 persen dari jumlah jamaah haji dan umroh, dengan memenej sebaik mungkin, dalam mengatur jamaah haji kloter (kelompok terbang pertama dan kedua) selama bermukim di Madinah selama rata-rata 9 hari.

Kampung

Secara keseluruhan, pengertian kampung sangat kontekstual dan bisa berbeda tergantung pada bagaimana istilah tersebut digunakan. Namun, yang paling umum, kampung mengacu pada pemukiman, baik di perdesaan maupun perkotaan, dengan ciri khas kehidupan masyarakat yang erat dan sederhana. Kehidupan yang erat itulah kunci sebuah koordinasi dalan beribadah di negeri dengan bahasa berbeda, dengan budaya berbeda, dan dengan makanan sehari hari berbeda.

Kampung dalam konteks Indonesia, memiliki beberapa definisi. Secara umum, kampung merujuk pada wilayah pemukiman atau perdesaan yang lebih kecil dari kota, seringkali dengan ikatan sosial yang kuat antara penduduknya. Selain itu, kampung juga bisa merujuk pada wilayah perkotaan yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan ciri khas permukiman padat dan fasilitas yang terbatas.

Dalam konteks administrasi, kampung adalah satuan wilayah terkecil di bawah kecamatan, seringkali setara dengan desa.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait definisi kampung.

Kata “kampung” berasal dari bahasa Melayu, dan dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai “village” atau “kampong”.

Kampung bisa merujuk pada pemukiman di daerah pedesaan, yang biasanya lebih kecil dari kota atau pekan, dengan ciri khas kehidupan masyarakat yang erat dan sederhana.

Istilah kampung juga digunakan untuk menyebut wilayah pemukiman di perkotaan yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah, seringkali dengan kondisi fisik yang kurang baik dan fasilitas terbatas.

Dalam konteks administrasi pemerintahan, kampung adalah satuan wilayah terkecil di bawah kecamatan, seringkali setara dengan desa.

Kampung juga bisa merujuk pada daerah asal atau tempat seseorang dilahirkan, yang memiliki ikatan emosional dan sosial yang kuat.

Aset Wakaf Indonesia & Kampung Haji

Kampung Haji di Makkah dan Madinah, juga mungkin dipikirkan di Arofah dan Mina, adalah ikhtiar luar biasa, menuju Haji Mabrur, menuju pergerakan ibadah level tinggi, dan mencapai pergerakan ekonomi berkelanjutan yang menjamin kesejahteraan dan kemakmuran.

Sebagimana diketahui, di Makkah dan Madinah, terdapat rumah-rumah bersejarah yang terkait dengan ulama dan pengusaha, serta tempat-tempat penting dalam sejarah Islam. Beberapa di antaranya adalah rumah kelahiran Nabi Muhammad di Makkah, yang kini menjadi lokasi Maktabah Makkah Al Mukarramah, dan rumah pertama Rasulullah di Madinah yang dikenal sebagai Dar Abu Ayyub al-Anshari.

Selain itu, terdapat juga aset wakaf berupa bangunan dan tanah yang diwariskan oleh pedagang Aceh, seperti Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi di Aziziah, Makkah.

Berikut adalah beberapa contoh rumah dan tempat bersejarah yang terkait dengan ulama dan pengusaha di Makkah dan Madinah.

Aset Wakaf Pedagang Aceh, ada beberapa aset wakaf, seperti Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi, dibangun di Makkah oleh pedagang Aceh sebagai bentuk amal jariyah. Hotel ini memiliki kapasitas besar dan digunakan untuk menampung jemaah haji.

Selain aset wakaf, banyak pengusaha dan ulama yang memiliki rumah atau properti di Makkah dan Madinah, baik untuk tempat tinggal maupun untuk kegiatan keagamaan dan sosial. Termasuk sejumlah ulama dari Indonesia.

Beberapa ulama juga memiliki peran penting dalam sejarah Makkah dan Madinah, seperti ulama yang memimpin pembangunan masjid dan madrasah, atau yang berkontribusi dalam penyebaran ilmu pengetahuan Islam.

Informasi lebih detail tentang rumah-rumah bersejarah ini dapat ditemukan melalui penelitian lebih lanjut atau dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut secara langsung.

Yang pasti, Mekkah dan Madinah memiliki sejarah panjang dan kaya akan warisan budaya dan agama, yang melibatkan peran ulama dan pengusaha dalam berbagai aspek kehidupan.

Salah satu terobosan luar biasa dan kekuatan hebat dalam mendukung perjalanan ibadah haji, adalah segera mewujudkan Kampung Haji. Sebab Kampung Haji akan menuju kenyamanan dalam beribadah sebagai jalan menuju Haji Mabrur.

Awal Juli 2025 menjadi momentum bersejarah, dimana Pemerintah Indonesia terus memperkuat hubungan bilateral dengan Arab Saudi, khususnya dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan pengelolaan haji. Upaya tersebut tercetus dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di Arab Saudi.

Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut serta mendampingi Presiden Prabowo mengungkapkan salah satu poin penting yang dibahas dalam pertemuan di Istana Kerajaan Arab Saudi tersebut adalah rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi.

“Alhamdulillah Bapak Presiden Prabowo Subianto telah bertemu dengan pihak Kerajan Arab Saudi, langsung diterima oleh putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman,” tutur Menag Nasaruddin Umar di Makkah, Kamis (3/7/2025).

Menurut Menag, dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai upaya untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara. “Termasuk pendidikan dan kampung haji. Alhamdulillah Pangeran MBS mendukung penuh Kampung Haji Indonesia terealisasi sesegera mungkin,” jelas Menag.

Lebih lanjut, Nasaruddin mengungkapkan dirinya pun sempat mendampingi Presiden Prabowo untuk mulai menjajaki pembicaraan teknis dengan beberapa pihak di Arab Saudi.

“Kemarin juga saya, bersama dengan Pak Menko Zulkifli Hasan serta Pak Menteri Investasi Rosan Roslani juga mendampingi Presiden Prabowo untuk bertemu dengan mitra di Arab Saudi guna membicarakan terkait teknis realisasi Kampung Haji Indonesia,” kata Menag.

“Selanjutnya, kami menunggu arahan Presiden Prabowo untuk merealisasikan rencana Kampung Haji Indonesia tersebut,” imbuhnya.

Pertemuan tersebut, lanjut Menag, berlangsung selama kurang lebih satu jam dan menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji. Ini sekaligus sebagai bentuk pelayanan optimal bagi jemaah Indonesia.

“Pemerintah serius dalam mewujudkan Kampung Haji Indonesia, dan insyaAllah dalam waktu dekat kita bisa mulai merealisasikannya,” tutup Nasaruddin.

Pernyataan Menteri Agama, sangat menyejukkan dan memberi harapan jamaah haji Indonesia 2026, akan memulai babak baru untuk mendapatkan pelayanan selama di tanah dan di Haramain (Makkah dan Madinah) dengan nyaman seperti di kampung sendiri, karena bakal bermukim di Kampung Haji, dengan berbagai kelebihan dan keistimewaan, sehingga lebih dekat menuju Haji Mabrur. MasyaAllah. (*)