SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Kota Surabaya terpilih sebagai finalis dalam kompetisi “Mayors Challenge” keenam yang diselenggarakan oleh Bloomberg Philanthropies. Dalam ajang ini, Kota Surabaya masuk ke dalam daftar 50 besar finalis yang terpilih dari 33 negara di seluruh dunia.
Ajang Mayors Challenge keenam ini, merupakan kompetisi untuk mendorong pemerintah daerah di seluruh dunia berinovasi meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sebuah kota.
Inovasi yang diusung oleh Kota Surabaya kali ini adalah, meningkatkan kualitas air bersih, pengelolaan limbah dan sanitasi, serta pengembangan ekonomi dan tenaga kerja melalui penggunaan popok kain pakai ulang.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya selama ini adalah mengurangi penggunaan bahan plastik, mulai dari kantong plastik, botol sekali pakai, hingga popok sekali pakai.
Menurutnya, bahan yang terkandung di dalam plastik atau popok sekali pakai dapat mencemari sungai hingga membebani tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo.
“Inisiatif ini bukan hanya tentang popok, akan tetapi ini juga untuk melindungi sungai kita, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang paling membutuhkan. Karena sungai kita adalah sumber daya vital, kita bergantung padanya setiap hari, jadi kita harus menjaganya tetap bersih dan bebas dari limbah berbahaya seperti popok bekas yang mengancam kualitas air,” kata Eri Cahyadi, Rabu (25/6/2025).
Untuk itu, dia mengajak masyarakat di Kota Surabaya mulai mengurangi penggunaan kantong dan botol plastik hingga popok sekali pakai. Juga mengimbau warga agar tidak membuang limbah plastik dan popok sekali pakai ke sungai Brantas maupun Kalimas.
“Karena material bahannya yang kompleks dan berlapis, muncul bau, kurangnya nilai guna ulang, dan kontaminasi dengan patogen, sehingga popok ini mencemari lingkungan terutama sungai Brantas dan Kalimas. Karena perlu diingat, bahwa air minum yang dikonsumsi oleh warga Surabaya berasal dari sungai Brantas dan Kalimas yang diolah menjadi air bersih, selain itu juga dapat membebani tumpukan sampah di TPA Benowo,” jelas Eri.
Sementara itu, Kepala Program Inovasi Pemerintahan di Bloomberg Philanthropies, James Anderson menyampaikan, dalam ajang ini ada sekitar 630 inovasi yang diajukan pemerintah daerah di seluruh dunia.
James menjelaskan, sepertiga proposal inovasi yang diajukan oleh pemerintah daerah dari negara Amerika Serikat (AS) dan Kanada paling banyak mengusulkan soal mengatasi perumahan dan tempat tinggal.
Sedangkan setengah proposal lainnya berasal dari Afrika yang mengusulkan inovasi soal peningkatan pengumpulan dan pengelolaan limbah. Kemudian pemerintah daerah yang berasal dari wilayah Asia-Pasifik sebagian besar mengusulkan inovasi soal pengelolaan air, udara, dan infrastruktur pendukung yang lebih bersih.
Selain itu, inovasi yang diusulkan oleh pemerintah daerah yang berasal dari negara Eropa, mayoritas ingin mencari solusi mengurangi kemiskinan dan meningkatkan inklusi sosial. “Sebanyak 50 ide finalis dipilih berdasarkan orisinalitas, potensi dampak, dan visi yang kredibel untuk implementasi,” katanya.
Masih kata James, Kota Surabaya berinisiatif menghadirkan pendekatan baru dalam layanan pengelolaan sampah dan sanitasi, yakni dengan cara memperkenalkan penggunaan popok kain pakai ulang. Cara ini dapat menangani limbah non-daur ulang langsung pakai dari sumbernya.
Menurut James, dengan adanya popok kain berkualitas tinggi dan terintegrasi dengan produk lokal, serta diimbangi dengan edukasi kesehatan, maka secara tidak langsung akan membawa perubahan perilaku ke dalam layanan publik.