“Dengan material tahan air dan ledakan, robot ini mampu mendaki kemiringan ekstrem hingga 42 derajat dan melewati rintangan setinggi 60 sentimeter,” jelas Laksita Rini.
Kecanggihan robot ini semakin terlihat pada kemampuan water monitor yang dapat melontarkan air maupun busa hingga sejauh 90 meter. Selain itu, robot ini dilengkapi dengan tiga kamera pantau, kamera pendeteksi panas, sensor gas berbahaya, serta fitur bi-directional voice untuk memantau situasi suara di sekitar lokasi.
“Dengan jangkauan kendali hingga 900 meter dan daya tahan baterai selama empat jam, robot ini menjadi garda terdepan dalam meminimalisir risiko jatuhnya korban jiwa dari sisi petugas pemadam,” imbuhnya.
Selain robot, keunggulan lain juga terletak pada Mobil Pemadam Kebakaran Hazmat yang dikhususkan untuk menangani kebakaran akibat bahan kimia. Kendaraan ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pemadam, tetapi juga sebagai pusat komando yang dilengkapi ruang kendali untuk memonitor arah angin, suhu, dan sebaran zat berbahaya.
“Mobil Hazmat ini dibekali perlengkapan medis canggih seperti Hyperbaric Chamber, alat dekontaminasi untuk korban maupun petugas, serta alat pelindung diri (APD) lengkap dari level A hingga D,” ujar dia.
Keunggulan lain dari unit Hazmat ini adalah adanya detektor gas yang mampu mengidentifikasi jenis zat kimia tertentu secara akurat sebelum petugas melakukan tindakan pemadaman.
“Untuk mendukung operasional jangka panjang di area terpapar, mobil ini juga menyediakan fasilitas pengisian tabung SCBA portabel dan perangkat komunikasi evakuasi mutakhir. Dengan integrasi teknologi robotik dan armada Hazmat yang mumpuni, Kota Surabaya kini memiliki standar baru dalam mitigasi bencana perkotaan yang lebih aman dan presisi,” jelasnya. (*)





