Senada, Prof. Ali menekankan bahwa program doktoral berbasis turots membutuhkan keseriusan dalam pengelolaan SDM dan infrastruktur akademik. “Kami melihat kesiapan yang baik, tetapi keberlanjutan harus menjadi fokus utama,” katanya. Ia menambahkan bahwa pihaknya siap mengawal proses pengembangan program tersebut sebagai bentuk komitmen akademik.
Kegiatan asesmen turut dihadiri sejumlah masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo, seperti KH Abdullah Kaffabihi Mahrus, KH An’im Falahuddin Mahrus, KH Abdul Bar, dan KH Hakim An’im Falahuddin Mahrus. Hadir pula para guru besar dari berbagai perguruan tinggi, memperkuat atmosfer akademik dalam proses penilaian tersebut.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara asesmen serta penyerahan hasil uji kelayakan oleh asesor kepada pihak kampus. Ketua tim persiapan, Erik Habibudin, M.Pd, menyampaikan bahwa pihaknya siap menindaklanjuti rekomendasi asesor.
“Kami berharap izin operasional dapat terbit pada akhir tahun 2025 atau paling lambat Januari 2026 sehingga perkuliahan dapat dimulai pada semester genap,” ungkapnya.
Dengan hasil asesmen ini, UIT Lirboyo Kediri semakin mantap melangkah sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis pesantren yang tak hanya menjaga tradisi keilmuan Islam, tetapi juga siap bersaing dalam dunia akademik modern.(*)





