Inovatif! KI Jatim Canangkan Zona Informatif di Hadapan Peserta Fun Run

Inovatif! KI Jatim Canangkan Zona Informatif di Hadapan Peserta Fun Run

BOJONEGORO (Wartatransparansi.com) – Komisi Informasi (KI) Jawa Timur terus bergerak progresif dan out of the box dalam membumikan keterbukaan informasi publik, serta mengedukasi hak masyarakat untuk mengetahui informasi yang ada di badan publik.

​Minggu pagi (30/11), KI Jatim giliran menggelar sosialisasi di hadapan ratusan peserta Fun Run Festival Banyuurip, bersama perangkat desa, kecamatan, dan warga Desa Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Ini seolah mengandung makna bahwa keterbukaan informasi dan digitalisasi mesti terus cepat berlari.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari inisiatif “Medhayoh Keterbukaan Informasi Publik,” sebuah kolaborasi erat dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

​Hadir sebagai narasumber Kepala Dinas Kominfo Bojonegoro Heri Widodo, Ketua KI Jatim Edi Purwanto, dan Wakil Ketua KI Jatim Elis Yusniyawati.

​”Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, di bawah kepemimpinan Bapak Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Ibu Nurul Azizah, telah menegaskan komitmennya untuk menjadikan keterbukaan informasi sebagai landasan dalam melaksanakan program kerja. Komitmen ini diwujudkan tidak hanya melalui kanal-kanal digital, tetapi juga secara langsung melalui konsep Medhayoh,” ujar Heri Wifoo.

Diketahui, Konsep Medhayoh Bupati Bojonegoro adalah sebuah inovasi kepemimpinan yang berhasil memutus sekat-sekat birokrasi, berfungsi sebagai jembatan emas bagi keterbukaan informasi publik. Program ini secara harfiah membawa pimpinan daerah dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) keluar dari kantor yang dingin, hadir langsung di tengah-tengah masyarakat di desa-desa.

​Medhayoh bukanlah sekadar kunjungan seremonial, melainkan forum dialog dua arah yang hangat dan tanpa sensor. Di forum ini, warga dapat berpartisipasi aktif menyampaikan keluhan, aspirasi, dan permasalahan riil yang mereka hadapi mulai dari kebutuhan air bersih, kondisi infrastruktur, hingga kesejahteraan petani.

Ketika pimpinan langsung duduk, mendengarkan, dan merespons keluhan warga di lokasi, transparansi bukan lagi sekadar slogan, melainkan aksi nyata yang menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya menerima laporan di balik meja, tetapi memastikan setiap detail informasi mengenai masalah dan solusi pembangunan menjadi milik bersama.

​Melalui Medhayoh, manfaat yang diraih melampaui sekadar respons cepat, utamanya terwujudnya tata kelola pemerintahan yang responsif dan inklusif. Dengan adanya komunikasi terbuka ini, masyarakat merasa dihargai dan diakui sebagai subjek, bukan objek pembangunan. Hal ini secara otomatis meningkatkan partisipasi publik dan kepercayaan terhadap pemerintah.