Tim Siaga Bencana Kota Mojokerto Siap Hadapi Bencana Banjir dan Kebakaran Kapan Saja

Tim Siaga Bencana Kota Mojokerto Siap Hadapi Bencana Banjir dan Kebakaran Kapan Saja
Walikota Mojokerto Ika Puspitasari saat peluncuran dan sosialisasi Tim Siaga Bencana secara bergulir di Kel. Kelurahan Prajuritkulon Kota Mojokerto

MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) –  Tim Siaga Bencana Kota Mojokerto   siap menjadi bagian dari upaya pemerintah kota memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana, khususnya banjir dan kebakaran.  Ini diutarakan Walikota Mojokerto saat peluncuran dan sosialisasi Tim Siaga Bencana secara bergulir di Kel. Kelurahan Prajuritkulon Kota Mojokerto.

Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita menyampaikan bahwa kondisi geografis dan kepadatan Kota Mojokerto membuat wilayah ini memiliki risiko bencana yang perlu diantisipasi secara serius.

“Harus tetap waspada di tengah cuaca yang musim penghujan belum pada masa puncaknya, maka pohon-pohon yang sudah kategori tua dan potensi terjadi tumbang harus menjadi kewaspadaan kita semuanya, ” tutur Ning Ita.

Dijelaskan  bahwa Kota Mojokerto memiliki topografi rendah, berada pada ketinggian rata-rata 22 meter dengan kemiringan lahan 0–3 persen. Posisi ini menyebabkan wilayah kota menjadi titik kumpul air ketika terjadi hujan deras berkepanjangan.

Selain itu, Kota Mojokerto dialiri tujuh sungai besar diantaranya Brantas, Brangkal, Sadar, Cemporat, Ngrayung, Watu Dakon, dan Ngotok/Pulo yang memperbesar potensi banjir, terutama jika terjadi kerusakan tanggul di wilayah hulu.

Ning Ita juga menyoroti ancaman kebakaran yang meningkat akibat padatnya permukiman penduduk. Ia menyebut 57 persen wilayah kota merupakan kawasan pemukiman, sehingga penyebaran api dapat terjadi dengan cepat jika terjadi insiden.

Menurut Ning Ita pembentukan Kampung Siaga Bencana, Pemkot menargetkan masyarakat mampu menjadi subjek dalam penanganan bencana. Sejalan dengan arahan presiden bahwa masyarakat harus memiliki langkah cepat, sistematis, dan terukur ketika terjadi bencana di wilayah masing-masing.

“Masyarakat jangan hanya sebagai objek tapi sudah harus menjadi subjek, yang artinya harus sudah sadar bagaimana menjadi masyarakat yang tangguh terhadap bencana, bagaimana mendeteksi potensi bencana, bagaimana kalau bencana terjadi langkah pertama yang harus dilakukan,” terangnya.

Sebagai informasi, Prajuritkulon menjadi kelurahan ketiga yang ditetapkan sebagai Kelurahan Siaga Bencana setelah Gununggedangan dan Surodinawan. Ning Ita menargetkan seluruh kelurahan di Kota Mojokerto membentuk tim serupa.

Diegaskan pentingnya koordinasi tiga pilar kelurahan serta pelatihan berkelanjutan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Bahwa potensi ancaman wilayah Prajuritkulon yang berada di dekat tanggul sungai dan memiliki kepadatan penduduk tinggi.

“Ini adalah kampung yang sangat padat penduduk dan di sebelahnya tanggul sungai, jangan sampai banjir atau tanggul jebol terjadi, tapi kita harus sadar potensi ancaman itu,” pungkas, Ning Ita, saat di konfirmasi usai memantau kondisi wilayah musim hujan,  Jum at (28/11/2025). (*)

Penulis: Gatot Sugianto