Menurutnya, kelancaran aliran air sangat diperlukan untuk mencegah banjir, terutama menjelang puncak musim penghujan. “Pekerjaan normalisasi ini dilaksanakan mulai 5 November 2025 dan diperkirakan berlangsung selama tiga hari hingga 7 November 2025 kemarin,” jelasnya.
Tidak hanya mengandalkan tim internal, DPUPR juga berkoordinasi dengan perangkat kelurahan untuk memastikan kegiatan berjalan efektif. Informasi dari kelurahan dinilai penting dalam pemetaan kondisi lapangan.
“DPUPR selalu melakukan koordinasi dengan pihak terkait, antara lain dengan Kelurahan sebagai instansi yang terdekat dengan masyarakat,” urainya.
Meri menambahkan bahwa setelah proses normalisasi selesai, DPUPR tetap menjalankan pemeliharaan berkala sebagai langkah antisipasi jangka panjang.
“Monitoring berkala, normalisasi Sungai Ngampel tetap diagendakan secara rutin,” katanya.
Ia menekankan bahwa upaya pencegahan banjir tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Menjaga lingkungan dan saluran air bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab masyarakat, sehingga peran dari masyarakat juga sangat diperlukan khususnya dalam menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air dari hulu sampai hilir, agar dapat terhindar dari musibah banjir,” ungkapnya.
Dengan normalisasi yang telah dilakukan serta dukungan warga, DPUPR optimistis aliran air di Sungai Ngampel akan lebih lancar dan mampu mengurangi risiko banjir pada musim penghujan mendatang.(*)





