“Saya menekankan bahwa mahasiswa harus kritis, namun sifat kritis tersebut harus konstruktif dan berbasis data,” tegas Prof. Halkis.
Ia memberi contoh, mahasiswa seharusnya mampu membaca dan mengkritisi anggaran kementerian, termasuk anggaran TNI yang mencapai ratusan triliun. Tanpa pengetahuan dasar, kritik mahasiswa, menurutnya, hanya akan dianggap wacana kosong.
Ia mendorong mahasiswa fokus pada isu fundamental seperti Bela Negara dan Ancaman Negara, baik ancaman militer maupun non-militer seperti cyber warfare, bencana alam, hingga ancaman ekonomi. Sebagai bentuk dukungan, Prof. Halkis membuka pintu kolaborasi akademik.
” Kami menyambut baik tawaran kolaborasi dan mengundang secara resmi mahasiswa UIN Syech Wasil Kediri untuk datang ke Unhan,” paparnya.
Ia menegaskan komitmennya untuk segera mengirim surat resmi kepada Rektor UIN Syech Wasil Kediri guna memfasilitasi rencana kerja sama tersebut.
Sebelum mengakhiri pertemuan, Prof. Halkis menyampaikan pesan penutup. Ia berharap organisasi mahasiswa di Kediri semakin solid, berpengetahuan, dan memiliki daya tawar kuat dalam dinamika kebijakan nasional.
“Saya berharap agar mahasiswa melakukan konsolidasi internal di Kediri terlebih dahulu, baik di Senat Mahasiswa maupun BEM,” ungkapnya.(*)





