Ia menutup dengan seruan moral agar pemuda menegakkan kejujuran, keadilan, dan gotong royong.
“Mari kita buktikan, kita adalah generasi yang layak menerima warisan kemerdekaan ini dan mari kita jaga api semangat 10 November agar tidak pernah padam,” ungkapnya.
Senada, Ketua DPP LDII, Prof. Singgih Tri Sulistiyono, menegaskan esensi 10 November adalah lahirnya kesadaran kolektif yang didorong semangat keagamaan dan patriotisme.
“Nilai keberanian moral dan solidaritas harus dihidupkan dalam bentuk kejujuran dan keadilan di tengah masyarakat. Setiap langkah pembangunan, sekecil apa pun, harus menjadi amal jariyah yang dilandasi nilai-nilai perjuangan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perjuangan santri dan generasi muda kini telah bergeser dari medan fisik ke medan intelektual dan etika.
“Kalau dahulu pahlawan melawan penjajah fisik, kini pahlawan adalah mereka yang berani melawan kemalasan berpikir, korupsi nilai, dan hilangnya idealisme. Perjuangan saat ini adalah perjuangan dengan ilmu pengetahuan dan integritas moral,” pungkasnya.(*)





