Bim Salabim” Gadaikan “Demokrasi Massal”

Bim Salabim” Gadaikan “Demokrasi Massal”
Djoko Tetuko Abdul Latief

Proyek Strategis Nasional (PSN) 2025 mencakup 77 proyek yang ditetapkan dalam RPJMN 2025-2029, dengan fokus pada 12 proyek yang ditargetkan selesai akhir tahun ini, seperti Jalan Tol Sigli—Banda Aceh dan Kawasan Industri Kuala Tanjung. Proyek-proyek ini terdiri dari pembangunan infrastruktur (jalan tol, bandara, kawasan industri), program prioritas (makan bergizi gratis, pembangunan 3 juta rumah), dan proyek-proyek lanjutan dari periode sebelumnya.

Semoga babak baru mampu memanipulasi ilmu “bim salabim”, mampu mengembalikan marwah anak bangsa, keluar dari “adab massal” , karena rakyat secara massal meracuni kehidupan dengan menggadaikan “demokrasi massal”.

Sebuah kontemplasi bahwa “adab bangsa” ini terjadi karena semua kekayaan seperti tersihir, terhipnotis, bukan lagi milik bangsa ini, bukan lagi dinikmati rakyat negeri ini. Karena sudah secara massal menggadaikan demokrasi, walau hanya sekedar cukup membeli sepotong roti, memakan sesuap nasi, sekedar mengisi setetes air putih.

Mari memurnikan ilmu sejati, keluar dari ilmu sihir “bim salabim”. Memohon keajaiban kepada Sang Pemilik Keajaiban, tanpa menawar sepeserpun. Menyerahkan sepenuhnya dengan ikhlas walaupun sama sekali, belum mengerti apa yang akan terjadi. Karena sesungguhnya semuanya adalah Hak Ilahi Robbi.

Salah satu ilmu sejati ialah ilmu diibaratkan sebagai nur (cahaya) karena berfungsi menerangi kegelapan kebodohan dan membimbing manusia ke jalan yang benar. Ilmu yang dimaksud bukan sekadar hafalan, melainkan cahaya yang ditanamkan di hati, mengarahkan perilaku, membentuk karakter yang baik, dan mendatangkan kemaslahatan dunia serta akhirat.

Ilmu sejati ini berfungsi sebagai petunjuk yang membedakan antara kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesesatan. Tanpa ilmu sejati manusia akan kesulitan memahami hakikat kehidupan dan beribadah dengan benar.

Ilmu sejati, nur atau cahaya merupakan simbol petunjuk dan pengetahuan yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Proses mencari ilmu adalah upaya mencari cahaya dari Allah SWT yang pada akhirnya akan mengantarkan pada keimanan dan takwa.

Ilmu sejati ilmu yang bermanfaat m yang tidak hanya dipahami tetapi juga diamalkan, sehingga mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Ilmu yang baik akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.

“Ilmu sejati derajat” artinya bahwa ilmu pengetahuan memiliki nilai yang sangat tinggi, sehingga dapat mengangkat kedudukan dan derajat seseorang menjadi lebih mulia di hadapan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11, yang menyatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu yang diamalkan akan menjadi tangga menuju surga dan meningkatkan kualitas ibadah seseorang.

Ilmu sejati “pembuka langit” atau “jalur langit” adalah istilah yang merujuk pada pendekatan spiritual dalam Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar doa dan amalan diterima dengan cepat. Ini bukan ilmu mistis, melainkan cara untuk meraih keberkahan, pertolongan, dan kemudahan hidup dengan cara-cara seperti berdoa, beribadah dengan ikhlas, dan melakukan amal saleh, sehingga pintu “langit” (pertolongan Allah) terbuka untuk kebutuhan dan hajat seorang hamba.

Bagaimana dengan carut marut di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta, semua kini menjadi “bim salabim”. Ilmu sejati mengembalikan hamba sejati, berbudi pekerti luhur, tidak mudah menjual harga diri, tidak mudah transaksi politik, tidak mudah menggadaikan demokrasi, tidak mudah menghargai sesama insan manusia dengan “wani piro”. InsyaAllah perlahan tapi pasti NKRI akan kembali suci, dan tidak ada lagi “bim salabim” karena tidak ada lagi “gadai massal demokrasi”.

Semua bertobat kembali bertobat, semua kembali ke falsafah hidup sejati, hidup untuk mengabdi dan berjanji suci untuk menjaga negeri dengan sungguh-sungguh juga berdasar hati nurani. Gotong royong, menjaga kerukunan serta kebersamaan dalam persatuan juga kesatuan. InsyaAllah (*)