“Saya berharap galeri ini menjadi pusat edukasi dan inspirasi. Tempat di mana kreativitas, tradisi, dan inovasi bertemu. Karena batik bukan sekadar warisan, tapi juga ruang untuk berkreasi,” katanya.
Lebih lanjut, Arumi menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk kolaborasi yang baik antara dunia pendidikan dan sektor ekonomi kreatif, di mana keduanya saling menguatkan. Dunia pendidikan menanamkan nilai, keterampilan, serta kecintaan terhadap budaya, sementara sektor ekonomi kreatif membuka ruang bagi para pelajar untuk mengembangkan potensi dan menghasilkan karya bernilai ekonomi.
“Sinergi antara pendidikan dan ekonomi kreatif seperti ini akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kreatif, produktif, dan mencintai budayanya sendiri. Inilah esensi pembangunan sumber daya manusia yang berkarakter dan berdaya saing,” jelas Arumi.
Dalam kesempatan tersebut, Arumi menegaskan komitmen Dekranasda Jawa Timur untuk terus mendukung pelestarian dan pengembangan batik melalui berbagai program pembinaan, pelatihan, serta fasilitasi promosi bagi para pengrajin. Ia juga membuka ruang kolaborasi antara Dekranasda, dunia pendidikan, dan pelaku industri kreatif untuk memperkuat ekosistem batik daerah.
“Dekranasda Jatim berkomitmen menjadi penjalin sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan dunia pendidikan. Kami ingin memastikan bahwa pelestarian budaya seperti batik dapat berjalan seiring dengan penguatan ekonomi kreatif,” pungkasnya.
Usai peresmian, Arumi meninjau Glory of Batik Gallery dan menyaksikan langsung proses membatik oleh siswa-siswi Bani Hasyim Islamic School. Suasana penuh semangat dan kebanggaan tampak dari para pelajar yang antusias menunjukkan karya batik buatan mereka sendiri, simbol bahwa kecintaan terhadap batik telah tumbuh sejak usia sekolah. (*)