KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Di tengah gempuran tekstil pabrikan, UD Medali Emas di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, tetap teguh menenun tradisi. Usaha yang dirintis pasangan Munawar dan Siti Ruqoyah sejak 1989 itu kini menjelma menjadi ikon tenun ikat Kediri dan contoh sukses pembinaan ekonomi kreatif oleh Bank Indonesia (BI) Kediri).
Menurut Tim Pengembangan UMKM Kantor Perwakilan BI Kediri, UD Medali Emas menjadi salah satu perajin unggulan di bawah Koperasi Bankid, mitra binaan resmi BI sejak 2017. “UD Medali Emas merupakan perajin senior di Kampung Tenun Bandar. Produk tenunnya telah menjadi panutan bagi perajin lain dan dikenal luas hingga luar daerah,” ujar perwakilan BI Kediri, Senin (20/10/2025).
BI Kediri menilai tenun ikat Bandar memiliki peran strategis dalam pemberdayaan perempuan dan penguatan ekonomi kreatif lokal. Sebagian besar penenun adalah perempuan yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Pemerintah Kota Kediri turut memperkuat ekosistemnya dengan menjadikan kain tenun ikat sebagai seragam wajib ASN dan pegawai. Kebijakan ini menjaga keberlanjutan pasar sekaligus meningkatkan kebanggaan terhadap produk lokal.
“Kami terus mendampingi perajin agar berinovasi, baik dari teknik pewarnaan alami maupun pengembangan desain. Tenun bukan sekadar warisan, tapi sumber ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Tim Pengembangan UMKM BI Kediri.
Pendampingan BI membawa perubahan besar bagi UD Medali Emas. Pada 2017, usaha keluarga ini hanya memiliki 20 unit alat tenun. Kini kapasitas produksinya meningkat dua kali lipat menjadi 40 unit, dengan produksi harian sekitar 40 lembar kain. Omzet bulanannya menembus Rp150 juta hingga Rp160 juta, atau sekitar Rp6 juta per hari.