MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Pemerintah Kabupaten Mojokerto bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melaksanakan aksi puncak World Clean Up Day Indonesia (WCDI) Tahun 2025 dengan tema “Resik-Resik Peken”, di Pasar Raya Mojosari, Kamis (16/10/2025)
Kegiatan ini menjadi momentum penting menuju target Indonesia Bersih 2029, sekaligus wujud komitmen bersama dalam mengatasi persoalan sampah yang kian mendesak.
Aksi bersih-bersih pasar ini diikuti oleh jajaran pemerintah daerah, relawan lingkungan, pelajar, komunitas masyarakat, serta pelaku usaha. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Mojokerto Muhammad Albarra juga menyerahkan alat bantu kebersihan secara simbolis kepada para relawan sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan kebersihan berkelanjutan.
Kepala DLH Kabupaten Mojokerto, Rachmat Suharyono, dalam laporannya menyampaikan bahwa World Clean Up Day merupakan gerakan global yang digelar setiap tahun tiap sbulan September dan Oktober sebagai respons terhadap darurat sampah dunia.
“Kegiatan ini merupakan gerakan monumental yang diharapkan tidak hanya menjadi momentum tahunan, tetapi dapat berkelanjutan dan berkesinambungan. Kami berharap seluruh pihak memberi perhatian penuh terhadap kedaruratan sampah di Kabupaten Mojokerto,” ujarnya.
Rachmat juga melaporkan bahwa rangkaian kegiatan WCDI telah dimulai sejak 15 September lalu, diawali dengan aksi pembersihan di sepanjang bantaran Sungai Kalipuro. DLH juga melaksanakan kegiatan pemeliharaan jalur hijau di wilayah Mojosari hingga Pungging, serta perawatan taman-taman kota, termasuk di RTH Mojosari, RSUD R.A. Basoeni, dan RTH Sooko, yang turut diikuti oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Mojokerto.
Selain itu, DLH juga melakukan pembinaan sekolah hijau (Adiwiyata) dan berencana mengadakan pelatihan pengelolaan sampah di sekolah-sekolah dengan melibatkan Tim Penggerak PKK Kabupaten Mojokerto.
“Hari ini merupakan kegiatan puncak aksi World Clean Up Day yang kita lakukan dengan tema Resik-Resik Peken. Kami memandang bahwa aktivitas masyarakat, khususnya di sektor ekonomi, menjadi salah satu sumber sampah yang cukup besar. Khususnya di Pasar Raya Mojosari ini, setiap harinya hampir empat ton sampah kami kumpulkan dan kirim ke TPA,” jelasnya.
Rachmat menambahkan, kondisi TPA Karangdieng saat ini sudah mengkhawatirkan dengan tumpukan sampah mencapai dua meter di atas tanggul.
Menurutnya, dari 30 TPS3R yang ada, hanya kurang dari 10 yang berfungsi optimal. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Pemkab Mojokerto untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah berbasis sumber.