Irvan juga menyebutkan, platform ini juga memungkinkan Pemkot Surabaya untuk mengambil keputusan berbasis bukti evidence-based policy making untuk memastikan setiap kebijakan benar-benar berpihak pada kepentingan terbaik anak.
“Dengan dukungan teknologi Artificial Intelligence (AI), SITALAS juga mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang adaptif dan prediktif, membantu pemerintah dalam mengidentifikasi permasalahan secara dini dan merumuskan solusi yang tepat serta terukur,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati menambahkan, SITALAS lebih dari sekadar sistem informasi. Karena platform ini menjadi ekosistem kolaboratif yang mempertemukan data, kebijakan, dan partisipasi masyarakat.
Melalui pendekatan hexahelix yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, civitas akademika, media, masyarakat dan lembaga internasional, SITALAS memperkuat sinergi lintas sektor dalam mewujudkan kesejahteraan anak secara berkelanjutan.
Akses SITALAS, sebutnya, kini juga semakin luas dan inklusif. Jika sebelumnya hanya dapat diakses oleh Forum Anak Surabaya (FAS), Kecamatan, dan Kelurahan, kini platform ini telah dibuka untuk seluruh anak di Kota Surabaya.
Melalui fitur partisipatif yang tersedia, anak- anak Surabaya dapat menyampaikan aspirasi, ide, dan gagasan mereka secara langsung untuk pembangunan kota yang lebih ramah anak.
Selain itu, Ida menambahkan, SITALAS juga menyediakan ruang kreatif bagi anak-anak untuk menunjukkan karya, inovasi, dan produk mereka di berbagai bidang. Dengan perluasan akses ini, SITALAS menjadi wadah ekspresi yang mendorong partisipasi aktif, kreativitas, serta rasa memiliki terhadap kotanya sendiri.
Langkah ini, kata Ida, menegaskan komitmen Pemkot Surabaya untuk membangun sistem yang tidak hanya melindungi anak, tetapi juga memberi ruang bagi mereka untuk berkreasi dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak Nasional dan Dunia. (*)