Vincentius dan Mercia Dinobatkan sebagai Cak dan Ning Kota Surabaya 2025

Vincentius dan Mercia Dinobatkan sebagai Cak dan Ning Kota Surabaya 2025
Penobatan Cak dan Ning di Tugu Pahlawan, menandai dimulainya peran mereka sebagai Duta Pariwisata dan Budaya Surabaya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Hidayat Syah, menekankan bahwa menjadi Cak dan Ning Surabaya berarti menjadi role model anak muda yang berkarakter, berpengetahuan, dan berintegritas.

“Proses pemilihan ini memastikan para peserta menjalani pembekalan intensif. Sejak awal, mereka dikarantina selama satu minggu penuh, dibimbing oleh para senior dan panitia. Tujuannya adalah menanamkan pengetahuan mendalam tentang Kota Surabaya, mulai dari bahasa, tata krama, cara bergaul yang benar, hingga sejarah dan cerita kota,” ujar Hidayat Syah, Minggu (12/10/2025).

Pemilihan Cak dan Ning tahun ini mengusung tema sentral “The Soul of Collaboration”. Tema ini sangat relevan dengan semangat Surabaya sebagai kota yang tumbuh dan berkembang melalui gotong royong, kebersamaan, dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dunia usaha, komunitas, hingga generasi muda.

“Harapannya, para pemenang Cak dan Ning 2025 dapat menjadi duta yang membawa semangat kolaborasi tersebut ke berbagai ruang, memperkenalkan Surabaya bukan hanya sebagai kota modern, tetapi juga kota yang hangat, inklusif, dan berakar kuat pada budaya. Mereka diharapkan menjadi influencer yang menyebarkan semangat cinta budaya, cinta lingkungan, dan cinta kota,” jelasnya.

Penobatan Cak dan Ning di Tugu Pahlawan, menandai dimulainya peran mereka sebagai Duta Pariwisata dan Budaya Surabaya. Mereka akan mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan memperkenalkan Surabaya ke masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain mempromosikan destinasi wisata dan melestarikan warisan budaya, Cak dan Ning juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif berbasis budaya.

“Sebagai representasi kota, kehidupan pribadi mereka tidak lagi terpisah dari identitas Surabaya. Mereka harus menjaga citra diri sebagai wajah Surabaya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya melalui Disbudporapar akan terus memantau dan melibatkan mereka dalam berbagai event resmi, serta berkolaborasi dengan figur inspiratif lainnya untuk memperkuat jaringan dan kontribusi mereka bagi kemajuan kota.

“Kami memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran strategi dengan figur inspiratif lain, salah satunya dengan Duta Pariwisata Nasional yang merupakan alumni Cak dan Ning Surabaya. Ini memungkinkan para duta untuk bertukar pikiran, memperkuat jaringan, dan meningkatkan kontribusi mereka dalam memajukan Surabaya,” pungkasnya. (*)

Editor: Wetly