Sementara itu, Wakil Ketua Umum PP PELTI, Jafar Hafsah, menekankan bahwa turnamen ini bukan hanya sekadar kompetisi, melainkan bagian dari visi besar menjadikan tenis sebagai industri olahraga.
“Di sini atlet tidak hanya mendapat pengalaman, tetapi juga poin ranking ITF, hadiah, dan peluang karier profesional. Inilah cara kami mengembangkan tenis agar menjadi industri yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Selain menjadi ajang prestisius, ITF Widjojo Soejono juga diharapkan tidak hanya menjadi penghormatan bagi legenda sekaligus pencetus turnamen tersebut, tetapi juga bukti nyata konsistensi Jawa Timur sebagai lumbung atlet tenis nasional. Dukungan dari pemerintah daerah dan KONI diharapkan terus memperkuat pembinaan dan penyediaan fasilitas, agar lahir lebih banyak bintang tenis dari Indonesia ke panggung dunia.
Sedangkan Direktur Turnamen ini, Didik Utomo Pribadi menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga terlaksananya gelaran tersebut. Maklum, berkurangnya jumlah lapangan yang representatif di Surabaya sempat membuat panitia pelaksana mengalami sedikit kesulitan.
“Tapi berkat upaya bahu membahu semua pihak, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, tenis bertaraf internasional ini bisa terselenggara dengan baik, akhirnya turnamen bergengsi ini bisa terlaksana,” tutur Didik. (*)