SURABAYA – Membentuk karakter pemain sepakbola sejak usia dini, di Sekolah Sepak Bola (SSB) atau klub, akan mampu menjaga martabat tim dan martabat bangsa.
“Salah satu sukses membentuk karakter pemain ialah pemain hebat dan jujur, serta pemain bermain dengan sungguh-sungguh hingga mampu meningkatkan kualitas permainan sejajar dengan pemain internasional. Maka hasilnya akan mampu menjaga martabat tim dan martabat bangsa,” kata Ketua Asprov PSSI Jatim, Ahman UB Ph.D, usai memberikan arahan pada pembukaan Kursus Pelatih Sepak Bola Lisensi D PSSI, di ruang Sandoyo, Divisi Infanteri 2 Kostrad Singosari, Malang.
Acara khusus anggota TNI AD Satjar Divif (Satuan Jajaran Divisi Infantri) 2 Kostrad Singosari Malang, Senin (29/9/2025), Ahmad Riyadh meminta supaya majelis ilmu ini dimanfaatkan semaksimal mungkin, untuk menjadi guru atau pelatih yang mampu membentuk karakter pemain hebat dan jujur.
Ahmad Riyadh mengisahkan, pemain jujur dengan karakter hebat, setelah menjadi pemain nasional, maka akan bermanfaat menjaga martabat tim dan martabat bangsa.
“Karakter pemain jujur biasanya akan mengecewakan, kalau berbeda dengan harapan tim. Tapi dengan karakter hebat dan jujur, kalah berapa menang berapa bakal dilupakan. Tetapi akan membentuk menjadi
pemain hebat menjaga martabat tim dan bangsa,” tandasnya.
“Dan ingat, kejujuran akan dikenang selamanya. Apalagi pemain jujur sukses menjadi pemain nasional. Lha pelatih tantangannya ke depan bagaimana membentuk karakter pemain hebat itu,” ujar Riyadh.
Tetapi, lanjut dia, amal ibadah tidak terputus, walaupun sudah meninggal selama ilmu yang bermanfaat itu digunakan terus menerus. “Dan pelatih yang berhasil membentuk karakter pemain, ibarat guru mengamalkan ilmu dan ilmu itu terus menerus diamalkan,” tutur Riyadh.
Menurut Riyadh, teknis hanya seberapa? Walaupun teknik bisa menjadi keilmuan tersendiri, tetapi tanpa karakter akan berpengaruh pada perkembangan pemain.
Riyadh menegaskan, khusus kepelatihan dengan peserta TNI AD, disiplin gak perlu diajari lagi, wawasan kebangsaan tidak perlu diajari lagi, integritas sudah tertanam. “Ingat integritas juga menjaga martabat bangsa. Apalagi dalam membentuk karakter dengan kekeluargaan. Maka akan dapat memanfaatkan ilmu sebanyak mungkin,” tandas Riyadh. (*)