Kepala Urusan Perencanaan Desa Manggis, Dhanas Setianur Dwi Sukma Diva, menilai keterlibatan mahasiswa UNP Kediri memberi dampak nyata bagi komunitas, terutama dalam pemberdayaan ekonomi warga.
“Program pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Banyak ibu-ibu petani bisa ikut setelah pulang dari sawah,” ujarnya.
Ia juga menyoroti keberhasilan pojok budaya, ekonomi kreatif, dan pojok baca yang memperkaya kehidupan sosial warga sekaligus memberi ruang partisipasi aktif.
Pemerintah desa berharap program tersebut berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat secara langsung.
“Ke depan, kegiatan studio bisa diperluas agar menjangkau lebih banyak wilayah di desa. Pemerintah siap mendukung inisiatif mahasiswa karena terbukti sejalan dengan upaya penguatan ekonomi dan pelestarian budaya lokal,” tambah Dhanas.
Sementara itu, tokoh masyarakat Anton Sujarwo di Dusun Dorok, Desa Mangis, Kabupaten Kediri, menyambut positif kehadiran mahasiswa UNP Kediri. Ia menilai program pemberdayaan yang dijalankan mahasiswa mampu menginspirasi pemuda serta membuka peluang pengembangan potensi sejarah dan budaya di wilayah tersebut.
Menurut Anton, kehadiran mahasiswa juga menjadi dorongan bagi masyarakat untuk melestarikan artefak bersejarah peninggalan Kerajaan Medang, Kediri, hingga Majapahit yang selama ini tersimpan rapi di kediamannya.
“Banyak akademisi dan pegiat sejarah dari luar Kediri datang ke rumah saya di Dusun Dorok, Desa Manis, Kecamatan Puncu, untuk meneliti koleksi artefak warisan nenek moyang ini,” katanya.
Ia berharap pemerintah desa hingga kabupaten mendukung upaya pelestarian itu. Menurutnya, kehadiran mahasiswa menjadi momentum memperkuat kolaborasi akademisi, masyarakat, dan pemerintah, sekaligus membuka peluang pariwisata edukasi yang memberi dampak ekonomi bagi warga.
“Artefak ini harus dirawat dengan baik. Kalau ada ruang khusus, selain untuk pelestarian, juga bisa jadi sarana pendidikan dan wisata,” ujarnya.(*)